Rupiah Kembali Menguat hingga Mencapai Rp 14.820 Hari Ini

nilai tukar rupiah
nilai tukar rupiah

ASAPENA.COM – Rupiah kembali menguat pada Selasa ini mencapai Rp 14.820. Kenaikan ini diperkirakan sebesar 0,47 persen dibandingkan sebelumnya yakni Rp 14.890. Hal ini juga sesuai dengan perkiraan pengamat pasa uang Ariston Tjandra yang menyatakan bahwa rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS. Sesuai dengan ekspektasi dimana Bank Sentral AS yang melakukan jeda kenaikan suku bunga pada bulan Juni 2023.

“Data ekonomi AS yang dirilis malam tadi menunjukan pertumbuhan ekonomi dibawah ekspektasi pasar seperti aktivitas sektor jasa dan pesanan pabrik. Survei CME Fed Watch Tool menunjukan kenaikan probailitas Bank Sentral AS melakukan jeda Juni ini dari 74,75 persen menjadi 77,1 persen,” ujar Ariston, Jakarta, Selasa.

CME melakukan pengecekan secara berkala terhadap pelaku pasar mengenai probailitas penetapan suku bunga acuan AS pada rapat moneter yang akan segera dilangsungkan. Hingga saat ini, probabilitas suku bunga lebih besar dibandingkan kenaikan 25 bp. Karena faktor inilah pelaku pasar berani masuk dalam aset beresiko dengan menyetujui penyelesaian batas utang AS.

Namun, sementara ini pasar perlu waspada mengenai sentimen pasar yang menyangkut dengan aset beresiko. Dimana indeks saham Asia mengalami pergerakan yang beragam dan nilai tukar regional yang bergerak sedikit melemah terhadap nilai tukar dolar AS.

Nilai tukar rupiah yang mengalami fluktuasi atau perubahan yang seringkali disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi dan non-ekonomi yang kompleks. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami kenaikan yang fluktuatif.

nilai rupiah menguat

Pertama adalah nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing seperti dolar AS dipengaruhi oleh kondisi pasar keuangan global. Fluktuasi dapat terjadi akibat perubahan sentimen pasar, ketidakpastian geopolitik, perubahan suku bunga global, dan perubahan kebijakan moneter oleh bank sentral negara lain. Pasar keuangan global yang volatil dapat menyebabkan pergerakan nilai tukar yang cepat dan fluktuatif.

Selanjutnya kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang fluktuatif dipengaruhi oleh neraca perdagangan Indonesia, yaitu selisih antara ekspor dan impor, dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Jika Indonesia mengalami defisit perdagangan yang besar, di mana nilai impor lebih tinggi dari nilai ekspor, tekanan terhadap rupiah dapat meningkat. Hal ini terjadi karena permintaan valuta asing untuk membayar impor lebih besar daripada permintaan rupiah untuk membayar ekspor.

Ada juga pengaruh lain yakni faktor-faktor ekonomi makro, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, dan stabilitas keuangan, dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah. Jika kondisi ekonomi Indonesia kuat dan stabil, investor cenderung lebih tertarik untuk menanamkan modal di Indonesia, yang dapat mendukung nilai tukar rupiah. Namun, jika terjadi ketidakstabilan ekonomi, misalnya inflasi yang tinggi atau ketidakpastian politik, nilai tukar rupiah dapat melemah.

Kebijakan moneter yang berubah-ubah juga menjadi salah satu nilai tukar rupiah mengalami kenaikan dan penurunan yang fluktuatif. Kebijakan ini diambil oleh Bank Indonesia, termasuk suku bunga dan intervensi valas, dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.

Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga, hal ini dapat menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia, yang dapat mendukung nilai tukar rupiah. Di sisi lain, intervensi valas oleh Bank Indonesia untuk mempengaruhi pasokan dan permintaan valuta asing juga dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

Pengaruh lain juga bisa disebabkan oleh sentimen pasar dan spekulasi juga dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Ketika pelaku pasar memiliki pandangan negatif terhadap ekonomi Indonesia atau terjadi spekulasi terhadap mata uang, mereka dapat menjual rupiah dalam jumlah besar, yang dapat menyebabkan depresiasi tajam dalam waktu singkat.

Penting untuk diingat bahwa nilai tukar adalah hasil dari kompleksitas faktor-faktor ekonomi dan pasar yang berinteraksi. Pergerakan nilai tukar yang fluktuatif adalah fenomena yang umum terjadi di pasar keuangan global, termasuk dalam hal nilai tukar rupiah.

Related Posts