Warna-warna yang Bisa Dongkrak Penjualan

Foto oleh 2pos.asia

ASAPENA – Sukses kita berjualan ditentukan oleh banyak faktor. Pilihan warna ternyata menjadi salah satunya. Kenapa bisa demikian? Berikut rahasianya seperti dikutip dari ulasan Yosef Adji Baskoro dalam blog.ninjaxpress.co.

Unsur visual punya potensi lebih untuk menarik perhatian calon pembeli. Sudah menjadi fitrah jika manusia mudah menyerap sesuatu dalam bentuk visual. Nah, warna memegang peran penting dalam visual. Setiap warna juga mempunya arti tersendiri terhadap pesan yang hendak disampaikan kepada calon pembeli.

Warna yang tepat akan membuat brand kita mudah dikenal sekaligus gampang diingat oleh para pembeli. Warna pun menentukan citra atau bahkan reputasi yang hendak dibangun.

Pengaruh warna sunguh tak bisa dipandang sebelah mata. Adji Baskoro menuturkan, ada hasil riset yang memperlihatkan data menarik. Warna ternyata memberi pengaruh hampir 90 persen terhadap keputusan spontan yang diambil pelanggan untuk brand yang baru saja dikenal.

Seperti diketahui, salah satu pemicu konsumen melakukan pembelian ialah karena adanya unsur emosional value. Di situlah kuncinya, warna yang tepat dapat menstimulus adanya emosional value para pembeli. Proses penjualan pun akan terbantu karenanya.

Secara psikologi, warna bisa dimanfaatkan untuk mengubah atau membentuk persepsi pembeli terhadap produk. Penggunaan warna yang tepat mendorong proses pembelian sekaligus loyalitas konsumen.

Yosef Adji Baskoro, seorang ahli digital marketing, menjelaskan lebih jauh lagi tentang pentingnya efek warna.

Setiap Warna Memicu Emosi

Sebelum menentukan warna yang pas, kita mesti memahami terlebih dahulu emosi apa yang diinginkan kita terhadap calon konsumen.

Ini bisa dilihat dari beberapa sisi, seperti sisi aesthetic, sisi gender bahkan hingga sisi budaya. Kita pun mesti memahami unsur warna yang kita pilih itu akan menggambarkan perasaan bahagia, sedih, atau serius.

Kita akan terbantu memahami hal tersebut dengan melihat stroy brand kita secara organik. Nilai utama apa dari produk atau barang yang kita hendak tawarkan kepada konsumen.

Berikut beberapa efek warna serta tujuan dan tipe emosi yang dipicu:

-Warna merah: gembira, marah, senang, bahaya, kecemasan, kekuatan
-warna oranye: keramahan, kehangatan, kreativitas, antusiasme
-warna kuning: kebahagiaan, peringatan, optimisme, orisinalitas
-warna hijau: Muda, semangat, kekuatan, alam, pertumbuhan, stabilitas
-Warna biru: ketenangan, kestabilan, kedamaian, kepercayaan
-Warna ungu: mewah, royalti, romansa, ketenangan.

Colour Palette Untuk Brand

Meski bukan yang utama dari warna, tapi colour palette tetap penting untuk melengkapi warna utama pilihan kita. Beberapa warna jika dipadupadankan memang akan sangat kuat untuk saling melengkapi. Jika kita berhasil, maka apa yang hendak kita tawarkan kepada konsumen akan menjadi jauh lebuh menarik.

Kegagalan memilih kombinasi warna yang tepat, akan membuat kita sulit mencuri perhatian konsumen. Apalagi sampai berhasil menyampaikan apa nilai dari brand yang kita bangun.

Kombinasi warna tidak bisa diambil dengan emosional. Keputusan itu diambil dengan tidak tergesa-gesa dan bijak.

Menurut Adji Baskoro ada beberapa hal yang bisa dijadikan alat bantu. Kita memahami warna apa yang akan membantu warna utama menjadi lebih outsanding. Jangan lupa, hindari warna-warna yang kurang cocok untuk dpadukan.

Disamping soal kecocokan antar warna, perhatikan juga warna-warna tersebut apakah cocok dengan target pasar. Jangan ketinggalan untuk membuat “emosi” dalam pemilihan warna-warna tersebut, agar konsumen merasakan adanya keterikatan dengan brand kamu.

Konsisten dalam Branding

Jika apa yang diulas telah kita pilih, langkah selanjutnya ialah kita mesti memastikan konten atau desain branding usaha kita itu konsisten.

Gampangnya, bila warna utama usaha kita itu merah, maka pastikan dari segi logo, konten sosial media, toko, kita konsisten menggunakan warna merah.

Menjadi tabu hukumnya, bila aspek penting dari brand kita lalu kita tak menggunakan merah.

Dengan unsur colour palette sebagaimana sudaj dibahas sebelumnya, itu akan memudahkan kita untuk konsisten dan tidak sulit menentukan warna apa yang harus dipakai.

Ingat, semakin konsumen terpapar dengan brand kita, dengan visual yang konsisten, semakin mudah mereka mengingat brand kita.

Tak kenal maka tak sayang. Apalagi jika konsumen sudah mengingat brand kita, maka akan semakin besar peluang mereka untuk membeli produk yang kita jual.

Nilai tambahnya, hal itu bisa mencegah konsumen berpindah ke brand lain. Ini karena konsumen sudah terikat dengan ciri khas warna yang memudahkan mereka mengingat produk atau brand kita.

Bagaimana dengan kompetitor? Setiap usaha tentu ada kompetitor. Jangan khawatir ataupun risau. Selalu berpikir positif. Kita bahkan bisa belajar dari mereka. Kita bisa menjadikan mereka sebagai patokan dalam pemilihan warna.

Carilah sebanyak-banyaknya referensi. Kemudian pakai jurus ATM (Amati, Tiru, Modifikasi). Namun, hati-hati. Jangan sampai benchmarking kita terlalu mirip dan semata-mata terlihat seperti “menjiplak”.

Sebagai contoh, restoran-restoran cepat saji biasanya memanfaatkan warna merah dari segi logo, warna restoran, dan branding. Brand-brand seperti McDonald’s, KFC, dan Wendy’s semua menggunakan warna merah namun memiliki karakterisitik masing-masing tanpa ada yang memiliki kesamaan.

Brand tersebut terus melakukan inovasi dan bertahan dengan warna merah karena warna merah dipercaya dapat menciptakan suasana yang fun dan bahagia.

Analisis Efektivitas

Kita tidak akan tahu apakah penggunaan warna tepat atau tidak apabila kita tidak mendapatkan feedback dari konsumen. Jangan malas untuk menggali kesan dari konsumen. Kesan itu sebagai feedback yang didapatkan dari konsumen. Apakah pemilihan warna kita sudah pas dengan yang kita tetapkan di awal.

Maka, dari penjelasan di atas, penggunaan warna selain diterapkan untuk kebutuhan branding maupun membuat produk, juga bermanfaat saat membuat konten baik untuk engagement, atau promosi. (nia)

Related Posts