Nilai Ekspor Indonesia Mencapai 21,4 Miliar Dolar AS pada Februari 2023

ASAPENA.COM – Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa nilai ekspor Indonesia Bulan Februari 2023 mencapai angka 21,40 miliar dolar AS. Nilai ekspor ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya pada Februari 2022 yang hanya mencapai 20,46 miliar dolar AS.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan,“Nilai ekspor naik sebesar 4,51 persen dibanding Februari 2022,” Jakarta, Rabu.

Habibullah juga mengatakan, ekspor nonmigas Februari 2023 mencapai 20,21 miliar dolar, mengalami penurunan sebanyak 3,0 persen dibandingkan Januari 2023. Meski mengalami penurunan pada Januari 2023, ekspor nonmigas naik sebanyak 3,76 persen dibandingkan dengan Februari 2022.

Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia bulan Januari-Februari 2023 mencapai 43,72 miliar dolar AS atau naik sebanyak 10,28 persen dibandingkan tahun 2022. Sedangkan untuk ekspor nonmigas mencapai 41,05 persen atau naik sebesar 8,73 persen.

Penurunan ekspor terbesar terjadi pada Februari 2023 terhadap Januari 2023 pada komoditas bahan bakar mineral sebanyak 277,0 juta dolar AS atau setara 6,51 persen. Namun berbeda dengan mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya yang mengalami peningkatan sebesar 141,0 juta dolar AS atau setara dengan 10,93 persen.

“Penurunan eskpor migas disebabkan menurunnya eskpor hasil minyak 43,87 persen menjadi 736,9 juta dolar AS, sementara eskpor minyak mentah naik 85,65 persen menjadi 142,9 juta dolar AS,” kata Habibullah Deputi Bidang Statistik Produksi BPS.

Menurut beberapa sektor, eskpor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Februari 2023 turun sebesar 0,26 persen dibandingkan periode 2022. Penurunan juga terjadi pada ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan yang turun sebesar 1,95 persen. Sedangkan ekspor naik sebanyak 58,76 persen pada sektor hasil tambang dan lainnya.

Ekspor nonmigas terbesar yaitu menuju Tiongkok sebanyak 5,04 miliar dolar AS pada Februari 2023. Kenaikan ekspor juga disusul oleh Amerika Serikat 1,91 miliar dolar AS dan Jepang 1,74 miliar dolar AS. Ketiga negara ini memberikan kontribusi mencapai 42,99 persen.

Untuk ekspor ke negara ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebanyak 3,97 miliar dolar AS dan 1,25 miliar dolar AS.

Tidak hanya ekspor keluar negeri, ekspor juga dilakukan kesejumlah provinsi di Indonesia. Berdasarkan provinsi dimana barang berasal, ekspor terbesar terjadi bulan Januari-Februari 2023 oleh Provinsi Jawa Barat dengan nominal 6,0 miliar dolas AS atau setara 13,72 persen.

Sedangkan provinsi lainnya seperti Kalimantan Timur 5,10 miliar dolar AS setara 11,67 persen dan Jawa Timur 3,83 miliar dolar AS setara 8,75 persen.

Terjadinya kenaikan jumlah ekspor nonmigas ini tentunya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan negara. Kegiatan eskpor ini mampu menekan biaya impor sehingga Indonesia akan mengalami surplus atau keuntungan yang besar pada neraca perdagangan.

Kegiatan ekspor bisa menjadi mesin pertumbuhan yang mampu menghasilkan devisa sehingga pendapatan Indonesia bertambah.

Kenaikan ekspor nonmigas ini berbanding terbalik dengan ekspor migas yang mengalami penurunan. Berdasarkan data penelitian eskpor migas dan nonmigas tahun 2013-2029 juga menyatakan bahwa ekspor nonmigas selalu mengalami kenaikan dari tiap tahun sedangka ekspor migas justru selalu mengalami penurunan.

Meskipun mengalami penurunan, eskpor migas dan nonmigas turut serta memperluas jangkauan pasar dan secara sinergis mampu meningkatkan produksi dalam negeri.

Kenaikan ekspor nonmigas tentunya tidak terlalu signifikan untuk mempengaruhi Produk Domestik Bruto (PDB). Namun setidaknya kenaikan ekspor nonmigas mampu menjaga kestabilan ekonomi dan pendapatan negara.

Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan untuk kegiatan ekspor migas dan nonmigas ini berjalan dengan lancar. Adanya laporan bukti ekspor ini menjadi bukti bahwa kekayaan alam Indonesia terutama dalam sektor migas dan nonmigas sangat melimpah hingga bisa menembus pasar internasional.

Keterbukaan ini juga bertujuan agar masyarakat mengetahui bahwa pemerintah mampu meningkatkan devisa melalui ekspor kekayaan migas dan nonmigas.

Related Posts