Di Banyumas Ada 102 Calon Pemilih Pemilu Berusia di Atas 100 Tahun

pemilih lansia di banyumas
pemilih lansia di banyumas

ASAPENA.COM – Berbicara tentang pemilu, tidak hanya kaum muda yang harus diikutsertakan. Para lansia juga merupakan calon pemilih pemilu yang sangat penting untuk diperhatikan. Namun sayangnya, sering kali para lansia diabaikan dalam proses pemilu. Padahal, mereka memiliki peran yang sama pentingnya dalam menentukan masa depan negara.

Di Banyumas, setidaknya ada 102 pemilih lansia yang kini umurnya di atas 100 tahun. Data tersebut ditemukan KPU Banyumas saat melakukan proses Data Pemilih Sementara Hasil Perbaikan (DPSHP).

Divisi Perencanaan, Data dan Informasi (Rendatin) KPU Banyumas, Khasis Munandar mengatakan calon pemilih tersebut tersebar dihampir seluruh kecamatan di Banyumas. Kecuali hanya Sokaraja dan Kedungbanteng.

“Sisanya 25 kecamatan ada semua. Terbanyak ada di Kecamatan Sumbang, sebanyak 11 calon pemilih,” kata dia.

Pemilih tertua ditemukan di Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang yaitu Mbah Napen yang berusia 111 tahun. Artinya, jika nanti sampai pada pemilihan Mbah Napen sudah berumu 112 tahun.

Sementara itu, Divisi Teknis Penyelenggaran Pemilu KPU Banyumas Hanan Wiyoko mengatakan KPU Banyumas akan memberikan perhatian khusus kepada para calon pemilih tersebut. “Saat ini, PPS sedang dalam proses pemantauan lansia lainnya,” ujar dia.

Nantinya, ada beragam kebijakan yang bisa diambil untuk membantu mereka. Terutama soal pelayanan di TPS. Jika butuh penanganan khusus, bisa saja pelayanan TPS keliling ke rumah lansia tersebut.

Para lansia sebagai calon pemilih pemilu memiliki hak yang sama untuk memberikan suaranya. Namun, pada kenyataannya, masih banyak kendala yang dihadapi oleh para lansia dalam memilih di pemilu. Kendala-kendala tersebut bisa berupa aksesibilitas ke tempat pemungutan suara yang jauh dan sulit dijangkau, atau kendala fisik maupun mental yang menyebabkan kesulitan dalam memahami proses pemilu.

Para lansia sebagai calon pemilih pemilu harus diperhatikan oleh seluruh elemen masyarakat. Mereka harus dihargai dan diakomodasi agar bisa memberikan suara yang sesuai dengan keinginannya. Dalam sebuah demokrasi, setiap suara memiliki nilai yang sama pentingnya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengurangi peran para lansia sebagai calon pemilih pemilu.

ilustrasi pemilih lansia

Sebagai informasi, meskipun seseorang adalah pemilih lansia, mereka tetap memiliki peran dan pentingnya dalam proses demokrasi. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pemilih lansia tetap penting.

Pertama, adalah pengalaman dan wawasan. Lansia sering kali memiliki pengalaman hidup yang kaya dan wawasan yang luas. Mereka telah menyaksikan dan terlibat dalam peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah, politik, dan masyarakat. Partisipasi mereka dalam pemilihan memberikan perspektif berharga yang dapat membantu menginformasikan keputusan yang diambil oleh pemerintah.

Kemudian, kesetaraan dan keadilan. Hak memilih adalah hak fundamental setiap warga negara yang harus dilindungi dan dihormati. Tidak ada batasan usia yang seharusnya menghalangi seseorang untuk memanfaatkan hak ini. Menjamin partisipasi pemilih lansia adalah bentuk kesetaraan dan keadilan dalam demokrasi, yang menjamin bahwa suara mereka juga dihitung dan dipertimbangkan dalam pemilihan.

Juga, dampak sosial. Pemilih lansia sering kali memiliki jaringan sosial yang luas dan dapat mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka, termasuk keluarga, teman, dan tetangga. Partisipasi aktif mereka dalam pemilihan dapat mempengaruhi orang lain untuk ikut serta dan mengambil keputusan yang informan. Hal ini dapat mendorong kesadaran politik dan meningkatkan partisipasi pemilih secara keseluruhan.

Mengikutsertakan pemilih lansia dalam proses pemilihan juga penting untuk mewakili keragaman populasi. Masyarakat terdiri dari berbagai kelompok usia dan menempatkan kepentingan semua kelompok ini dalam kebijakan publik dan pembuatan keputusan penting adalah penting untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan adil. (lis)

Related Posts