Elon Musk Tweet Patah Hati, Bitcoin Tergelincir (Lagi)
ASAPENA – Mata uang kripto dengan kapitalisasi terbesar, Bitcoin kembali tergelincir pada perdagangan, Jumat (4/6/2021) siang. Hal itu memicu bos Tesla, Elon Musk, berkicau di akun Twitternya.
Meski hanya emoji patah hati di belakang tanda pagar bitcoin yang ditulis oleh Musk, namun hal itu nampaknya menjadi penyesalan dari putusnya investasi Musk di kripto. Apalagi, gambar pasangan yang mendiskusikan perpisahan pun semakin menegaskan spekulasi tersebut.
Berdasarkan data dari Investing, harga Bitcoin kembali ambles 5,55% ke level US$ 36.664,3 per koin atau setara dengan Rp 525 juta per koinnya pada siang hari. Angka itu masih bertahan hingga sore hari dengan penguatan sedikit.
Penurunan pada hari ini mendorong Bitcoin ke bawah grafik moving average 20 hari menjadi US$ 37.710, di mana investor kembali merealisasikan keuntungannya dari kenaikan awal pekan ini.
Elon Musk telah menjadi promotor utama dalam kripto, tetapi juga berbalik menjadi orang yang kritis terhadap Bitcoin, sejak ia menangguhkan sebagai salah satu alat pembayaran untuk pembelian mobil Tesla, karena kekhawatiran tentang penggunaan energi dan dampak lingkungannya.
Bitcoin dan beberapa kripto lainnya memang masih berusaha untuk pulih, namun hal itu kembali belum berhasil dari penurunan pada bulan lalu, setelah tindakan keras di China, Iran, dan Amerika Serikat (AS) pada akhir Mei lalu.
Selain Bitcoin, Ethereum, kripto dengan kapitalisasi terbesar kedua juga tergelincir 4,01% ke posisi US$ 2.655,19/koin pada siang hari ini.
Sementara Dogecoin, yang mungkin paling sensitif dengan cuitan Musk, juga tergelincir parah sekitar 13% ke posisi US$ 0,373 pada siang hari ini.
Pengamat pasar keuangan Ariston Tjendra menyebutkan, pergerakan cryptocurrency saat ini masih tertekan, imbas dari menguatkan investasi berisiko seperti dolar Amerika Serikat (AS) dan tanda-tanda pemulihan ekonomi di AS.
Menurutnya, pemulihan di negara Paman Sam tersebut tecermin dari data tenaga kerja dan data indeks aktivitas sektor jasa AS semalam yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Hal itu memicu pelemahan mata uang kripto Bitcoin.
Secara teknikal, kata Ariston, Bitcoin saat ini sedang terlihat sedang membuat pola konsolidasi.
“Tren kenaikan berpeluang terjadi bila harga berhasil bertahan di atas USD 40.000,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Indeks Dolar (Indeks DXY) melesat ke level tertinggi tiga pekan terhadap sekeranjang pesaingnya. Sementara perusahaan swasta sedang meningkatkan perekrutan sejak periode Mei 2021, didorong permintaan yang kuat di tengah pembukaan kembali aktivitas ekonomi.
Selain itu, aktivitas industri jasa Amerika melambung ke rekor tertinggi pada Mei 2021. Selanjutnya, para investor juga fokus pada data ketenagakerjaan Amerika, sebagaintanda pemulihan ekonomi dan tindakan kebijakan Federal Reserve dalam jangka pendek. (rin)