ASAPENA – Dalam rangka memperluas market share Bank Syariah Indonesia (BSI) bakal melakukan merger Bank Tabungan Negara (BTN). Upaya ini juga untuk memperluas literasi perbankan syariah di tanah air.
Bob Tyasika Ananta Wakil Direktur Utama BSI menyampaikan, rencana tersebut menindaklanjuti adanya kebijakan spin off dari Bank Syariah BTN yang saay ini tidak lagi terikat oleh waktu. Yang mana hal ini akan memberikan angin segar berupa, waktu yang lebih longgar agar proses spin off bisa benar-benar matang perencanannya.
“BSI punya keunggulan di pengumpulan dana, sedangkan BTN merupakan best practice mortgage,” kata Bob Tyasika.
Soal rencana tersebut pihaknya menyambut baik. Selain akan saling menguntungkan satu sama lain, juga bisa berkolaborasi untuk pendanaan kredit rumah. Namun, pihaknya akan melihat terlebih dahulu kolaborasi yang sesuai akan seperti apa.
Ia menambahkan, proses merger sendiri diprediksi tidak bisa dilakukan dengan segera karena baik pihaknya dan juga BTN harus melalui tahapan merger yang ada terlebih dahulu.
Rencana merger itu ia sampaikan, sudah mengemuka ke permukaan sejak tahun 2022. Yang mana rencana itu diinsiasi oleh Kementerian BUMN.
Disisi lain, Ogi Prastomiyono Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK mengatakan, saat ini pihaknya tengah menggodog aturan terkait kebijakan spin off. Bagi yang sudah siap ia menyarankan agar bisa segera melakukan spin off.
Menurutnya, perusahaan bisa melakukan spin off dan tidak perlu menunggu sampai OJK mengeluarkan POJK.
Sementara itu Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan, merger BSI dengan BTN bisa diwujudkan di tahun ini. Pasalnya, saat ini proses merger sudah menjajaki tahap akhir.
Isu tempat tinggal dengan harga yang ramah kantong, menjadi salah satu perhatian pihaknya. Dengan merger tersebut nantinya akan diarahkan untuk bisa menyediakan perumahan untuk masyarakat dengan harga terjangkau.
“Masih ada 81 juta milenial belum punya rumah,” ujarnya.
Selain itu pihaknya juga tengah mempersiapkan skema rent to own. Dimana nantinya setelah sewa selama enam bulan, nantinya akan dilanjutkan dengan cicilan. Jangka waktu enam bulan menurutnya sebagai indikasi bahwa anak-anak muda serius ingin mempunyai hunian. Konsep itu ia klaim belum banyak diadopsi oleh negara-negara lain.
Langkah tersebut, juga menjadi salah satu cara untuk menekan backlog. Dan memfasilitasi generasi milenial agar segera mempunyai rumah.
Pihaknya berharap saat sudah merger, BTN Syariah bisa menjadi mortgage bank yang akan sangat membantu dari sisi pendanaan. Merger antara BSI dengan BTN diyakini akan memberikan banyak keuntungan bagi masyarakat, terutama dalam layanan pendanaan kredit perumahan.
Erick menyampaikan sudah melakukan koordinasi dengan kedua direktur utama bank tersebut, untuk membahas integrasi dua bank itu.
Lanjut, Erick juga mengapresiasi kinerja BSI Syariah yang terus menunjukkan tren positif. Itu dibuktikan dengan ranking BSI Syariah yang menempati peringkat lima bank terbesar di tanah air.
BSI Syariah sendiri mempunyai beragam produk keuangan mulai dari BSI Tabungan Mahasiswa, Tabungan Junior, Tabungan Simpanan Pelajar, Tabungan Easy Wadiah, BSI Tabungan Rencana, Tabungan Valas, Tabungan Haji Indonesia, Tabungan Easy Mudharabah, Tabungan Pendidikan, Tabungan Bisnis, Tabungan Pensiun, Tabungan Efek Syariah, Tabungan Smart, Tabungan Prima,
Selain tabungan, BSI Syariah juga menawarkan berbagai macam layanan kartu debit dan juga penawaran. Seperti BSI Hasanah Card Classic dengan limit Rp 4 juta sampai Rp 6 juta. Kemudian ada Hasanah Card Gold dengan limit Rp 8 juta sampai Rp 30 juta.(gsb)