Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan kemudahan pengisian daya kendaraan listrik kepada Presiden Jokowi di JCC, Senayan, Selasa (11/10). (BPMI Setpres)
ASAPENA– Mobil atau kendaraan listrik terus distimulus perkembangannya. Tak perlu lagi khawatir soal pengisian baterainya. Kali ini, PT PLN (Persero) menjanjikan begitu mudah untuk pengisian daya kendaraan listrik.
PLN akan menghadirkan layanan tukar baterai. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN mengadakan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Di Stasiun tersebut, penukaran baterai hanya memerlukan waktu 1 menit saja.
“Cukup menukarkan baterainya saja di SPBKLU. Tak perlu menunggu pengisiannya,” kata dia dalam keterangan rilisnya, Rabu (12/10)
Darmawan menjelaskan alurnya. Pengguna kendaraan istrik cukup datang ke SPBKLU. Di situ kemuadian membuka aplikasi PLN Mobile, lalu tukar baterai dengan yang dayanya sudah terisi penuh dan siap untuk digunakan.
Di bulan September 2022 lalu, PLN telah melakukan uji coba operasional 16 unit SPBKLU. Semuanya ada di Jakarta. “Tahun ini, kita target operasional 70 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum,” katanya.
Rinciannya ialah, PLN akan mengadakan penambahan 4 unit SPBLKU di bulan Oktober 2022 ini. Sementara, pengadaan 50 50 unit SPBKLU lainnya akan dikerjakan di bulan Desember mendatang.
SPBKLU memang bukan murni dilahirkan PLN. Darmawan mengatakan, SPBKLU ialah kerja sama antara PLN – BRIN – Grab dan Viar.
Yang menarik lagi, untuk tumbuhnya SPBKLU, PLN menyiapkan skema kerja sama franchise SPBKLU. Darmawan menambahkan, masyarakat dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi daya kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPBKLU.
“Dalam franchise itu, mitra tidak direpotkan dengan perizinan, penyediaan peralatan, pemeliharaan serta aplikasi pendukung dalam infrastruktur pengisian ulang kendaraan listrik,” ujar Darmawan.
Kendaraan listrik, menurut Darmawan, sudah menjadi keniscayaan. Saat ini, dari sisi emisi sektor transportasi menyumbang 280 juta ton CO2e per tahun. Transportasi menjadi penyumbang emisi karbon sekaligus beban subsidi tertinggi di Indonesia. “Jika kita biarkan begitu saja, emisi di tahun 2060 akan menjadi 860 juta ton CO2e,” katanya.
Seperti diketahui, penggunaan kendaraan listrik lebih ramah lingkungan dibanding kendaraan BBM. Dari perhitungan 1 liter BBM sama dengan 1,2 kWh listrik. Emisi karbon 1 liter BBM itu 2,4 kilogram.
Sedangkan 1 kWh listrik pada sistem kelistrikan di Indonesia, emisinya hanya sekitar 0,85 kg CO2e. Artinya kalau 1,2 kWh, emisinya sekitar 1,1 kg CO2e.
Menurut Darmawan, penggunaan kendaraan listrik ialah bagian dalam mengurangi emisi karbon lebih dari 50 persen. (nia)