Dolar Menguat Dampak dari Jumlah Pekerjaan AS yang Meningkat
ASAPENA.COM – Mata uang Dolar AS Sabtu pagi WIB menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Berdasarkan data penggajian non-pertanian Mei yakni jumlah pekerjaan meningkat. Disisi lain pedagang mempertimbangkan manfaat dari Federal Reserve AS yang memiliki kemungkinann melewatkan suku bunga pada bulan ini.
Hasil data dari indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang lain menunjukan kenaikan hingga 0,43 persen hingga menjadi 104,0065 pada akhir waktu perdagangan. Data tersebut berasal dari Departemen Tenaga Kerja AS yang menunjukan dimana gaji sektor publik dan swasta meningkat dengan nilai Rp 339 ribu pada bulan Mei. Peningkatan ini cukup baik dibandingkan perkiraan awal yakni Rp 190 ribu. Hal ini menunjukan pertumbuhan kerja yang semakin positif selama 29 bulan berturut-turut.
Suku bunga Federal Reserve pada bulan Juni diperkirakan meningkat pasca adanya peningkatan laporan pekerjaan. Para pedagang menilai nantinya ada peningkatan sekitar 38 persen pada kenaikan lain sebesar 25 basis poin sebelum nantinya probailitas kembali turun pada 26 persen berdasarkan data CME Group.
Sektor pasar bereaksi positif dengan adanya kabar dari laporan ketenagakerjaan, dimana Dow Jones Industrial Average naik diatas 400 poin pada awal perdagangan. Disisi lain dolarAS juga mengalami dua kali fase yakni peningkatan dan penurunan.
Berdasarkan catatan dari Bank of America Global Research pada Jumat (2/6/2023), indeks dolar AS diperkirakan akan mengalami penurunan dalam jangka pendek pada bulan Juni. Investor bisa memanfaatkan momen penurunan ini untuk memposisikan reli lainnya.
Dampak dari penguatan Dolar AS dapat memiliki berbagai konsekuensi ekonomi, baik secara internal di Amerika Serikat maupun di negara-negara lain. Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat penguatan Dolar adalah kegiatan ekspor yang lebih mahal.
Saat Dolar menguat, barang dan jasa yang dihasilkan di Amerika Serikat menjadi lebih mahal bagi negara-negara lain. Hal ini dapat mengurangi daya saing produk Amerika Serikat di pasar internasional dan menghambat pertumbuhan ekspor. Ini bisa berdampak negatif pada sektor industri dan pekerjaan di Amerika Serikat yang sangat bergantung pada ekspor.
Sementara itu, untuk sektor impor berbanding terbalik hingga lebih murah. Di sisi lain, penguatan Dolar dapat membuat barang impor menjadi lebih murah di Amerika Serikat. Ini dapat menguntungkan konsumen AS dengan memberikan akses yang lebih murah ke produk-produk impor. Namun, dampak ini dapat merugikan produsen dalam negeri yang harus bersaing dengan barang impor yang lebih murah.
Dampak dari penguatan dolar AS juga memberi dampak pada investasi asing yang berkurang. Ketika Dolar menguat, investasi asing di Amerika Serikat cenderung berkurang. Hal ini karena dengan nilai tukar yang lebih tinggi, imbal hasil investasi dalam mata uang Dolar dapat terlihat lebih rendah bagi investor asing. Penurunan investasi asing ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja di Amerika Serikat.
Dalam beberapa kasus, penguatan dolar AS dapat menarik investasi asing ke Amerika Serikat. Ketika nilai tukar dolar meningkat, investasi dalam aset dolar dapat menjadi lebih menguntungkan bagi investor asing. Namun, hal ini juga dapat berdampak negatif pada negara-negara berkembang yang bergantung pada arus masuk investasi asing.
Kekuatan dolar AS yang tinggi juga dapat memiliki dampak pada harga komoditas seperti minyak, emas, dan logam lainnya. Ketika dolar AS menguat, harga komoditas yang diperdagangkan dalam dolar cenderung turun, karena diperlukan lebih sedikit dolar untuk membeli jumlah yang sama.
Namun justru pada kenyataanya jika dolar AS menguat, utang luar negeri yang lebih berat. Jika negara-negara memiliki utang dalam mata uang Dolar AS dan Dolar menguat, maka biaya untuk membayar utang tersebut akan meningkat. Hal ini dapat menyulitkan negara-negara yang memiliki ketergantungan utang yang tinggi terhadap Dolar AS.
Kenaikan dolar AS juga memberi dampak pada pasar keuangan global. Dolar AS adalah mata uang cadangan dunia yang dominan, sehingga penguatan Dolar dapat berdampak pada stabilitas keuangan global. Hal ini dapat menyebabkan gejolak pada pasar keuangan, terutama di negara-negara yang memiliki ketergantungan utang dalam mata uang Dolar.
Dampak lainnya juga bisa dirasakan pada sektor pariwisata. Kekuatan dolar AS yang tinggi dapat membuat biaya perjalanan ke Amerika Serikat menjadi lebih mahal bagi wisatawan internasional. Ini dapat mengurangi jumlah kunjungan wisatawan dan menghambat pertumbuhan industri pariwisata di negara tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa dampak penguatan Dolar dapat bervariasi tergantung pada kondisi ekonomi global secara keseluruhan, kebijakan moneter AS, dan faktor-faktor lainnya. Selain itu, ada juga faktor lain yang dapat mempengaruhi dampak dari penguatan Dolar, seperti kebijakan perdagangan, kebijakan fiskal, dan kondisi ekonomi dalam negeri suatu negara.
Dampak penguatan dolar AS dapat bervariasi tergantung pada berbagai faktor ekonomi dan politik. Selain itu, dampaknya juga bisa bersifat kompleks dan melibatkan interaksi antara berbagai aspek ekonomi global. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan konteks ekonomi yang lebih luas ketika mengevaluasi dampak penguatan dolar AS terhadap suatu negara atau sektor ekonomi tertentu.