Tere Liye Jadi Sorotan Gara-gara Unggahan Soal Buku Bajakan

ASAPENA – Penulis buku best seller Tere Liye menjadi sorotan publik maya, Selasa (25/5/2021). Hal itu karena salah satu unggahannya di media sosial Twitter mengenai maraknya buku bajakan.

Dia menilai pembajakan buku di Indonesia saat ini justru menjadi hal yang wajar atau lumrah. Bahkan dijual dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan buku original dari si penerbit.

Padahal hal itu (pembajakan) dipastikan akan sangat merugikan banyak pihak. Mulai dari penulis, editor, penerbit, distributor, dan pihak lain yang terlibat.

“Buku Tere Liye yang dijual di Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada dll dengan harga Rp 20.000 s/d 30.000, nyaris 100% bisa dipastikan bajakan,” tulis Tere Liye

Bahkan pada unggahan terbarunya di media sosial, Tere Liye mengecam para pembeli buku bajakan merupakan orang-orang yang tidak berpendidikan.

“Pembeli buku bajakan adalah orang2 GOBLOK! Simpel. Kalimat itu tidak akan direvisi.” tulisnya di akun Facebook pada Selasa (25/5/2021).

“Kenapa goblok? Karena ada gratisannya. Pinjam ke perpus, pinjam ke teman. Download aplikasi ipusnas Perpustakaan RI, baca disitu puluhan ribu buku2 gratis. Ehh, dia beli buku bajakan. Hanya karena harga buku 20.000 – 30.000, dia beli. Itu duit 100% lari ke pembajak semua. Mana ada lari ke penulis buku, ilustrator buku, editor, penerbit, bahkan pajak pun tdk bayar. Lihat, ada gratisannya, dia milih bayar ke pembajaknya. Kan goblok.” sambungnya.

“Kamu tidak terima kata goblok-nya? Sssttt, kalau kamu tidak membeli buku bajakan, kamu akan baik2 saja. Ngapain harus baper, tersinggung.” pungkasnya.

Tere Liye sendiri memang sudah lama memerangi pembajakan buku yang dijual bebas di Indonesia. Menurutnya hal itu harus segera dituntaskan agar kedepan dunia literasi bisa menjadi ladang penghasilan bagi mereka yang berkecimpung di dalamnya.

Banyak pro kontra terkait unggahan Tere Liye baru-baru ini. Sebagian besar warganet sepakat mengenai seruan Tere Liye terkait pembajakan buku yang semakin marak.

Meski demikian, warganet juga menyayangkan diksi alias pemilihan kata dari sang penulis yang dinilai terlalu kasar, dan cenderung menjurus kepada umpatan.

“Masalahnya, Bung Tere, audiens buku anda itu mayoritas anak smp dan sma yang belom engeuh sama isu pembajakan buku. Baik itu buku fisik maupun ebook. Sekarang mereka yg polos itu anda dungu dan goblokkan, makin nampaklah arogansi anda Bung Tere,” tulis akun @harisFQ.

“inget kata dokter tirta, kalo ga ngegas ga mungkin di dengarkan. ni tere liye kalo ga pake kata DUNGU sama GOBLOK juga gaakan didengarkan. nah, tere liye pake 2 kata itu, hasilnya trendingkan? dengan begitu setidaknya beliau DIDENGARKAN walau hasilnya belom tau,” tulis akun @fluffycheek.

“Kalo kata-katanya Tere Liye dibilang ga sopan, menurut saya orang-orang yang membeli, mendownload, atau menyebarkan buku bajakan jauh lebih tidak sopan lagi.” ungkap akun @Itsgigikelinci.(rin)

Related Posts