(Foto KemenkopUKM)
ASAPENA– Indonesia merupakan salah satu gudang atau produsen tanaman hias terbaik di dunia. Peluang Indonesia menguasai pasar tanaman hias begitu besarnya. Pengusaha diajak serius melirik sektor ini.
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menilai, Indonesia memiliki kemampuan yang tidak kalah hebat dibanding negara lainnya di bidang tanaman hias. “Setidaknya ada dua hal yang jadi poin utama. Pertama ialah Indonesia gudang tanaman hias, dan yang kedua ialah kita produsennya,” kata Teten seperti dikutip dari kemenperin.go.id, Selasa (19/).
Pada akhir pekan lalu, MenKopUKM Teten Masduki mengunjungi Pameran Floriculture Indonesia International (FLOII). Event itu diselenggarakan Perhimpunan Florikultura Indonesia di Jakarta.
Teten menambahkan, di tanah air, pasar tanaman hias juga sangat besar dan terbuka luas. Kondisi iklim Indonesia begitu mendukung untuk tumbuh kembangnya tanaman hias.
Tak diragukan pula, kata Teten, Indonesia memiliki banyak ahli atau pakar tanaman hias. Mereka punya kemampuan untuk terus mengembangkan tanaman hias lebih baik lagi di masa mendatang. “Marketnya begitu gede. Ahli-ahli kita pun piawai mengawinsilangkan berbagai varietas. Hasilnya ialah varietas baru yang menarik,” kata Teten.
Sayangnya, kata Teten, peluang yang ada tersebut belum digarap maksimal. Justru yang lebih kelihatan saat ini ialah negara lain seperti Thailand dan Belanda. Mereka serius hingga menjadi negara terdepan di bidang komersialisasi tanaman hias.
Teten mendorong pelaku usaha tanaman hias benar-benar serius mengembangkan sektor tersebut. “Harapannya kan nilai tambah semakin besar di masa depan,” kata dia.
Perkembangan zaman, khususnya perkembangan teknologi pun akan sangat membantu. Menurut Teten, ekosistem usaha tanaman hias dengan sentuhan digitalisasi akan berkembang pesat.
“Terutama soal bagaimana menghubungkan lewat platform digital. Itu tentu mempercepat atau mengakselerasi perkembangan tanaman hias. Sekarang jangan sia-siakan kekayaan kita di urusan tanaman hias. Sekarang ekosistemnya mesti dibangun,” kata Teten. (nia)