ASAPENA.COM – Menjelang bulan suci Ramadan biasanya sejumlah harga kebutuhan mulai naik. Hal ini mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat. Kebutuhan pokok yang sering mengalami kenaikan biasanya minyak, cabai, telur, gula dan kebutuhan pokok lainnya.
Menurut Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Padagang Pasar Indonesia, ada 3 tahapan kenaikan dan permintaan bahan pokok yang terjadi menjelang bulan suci Ramadan.
Fase pertama biasanya terjadi saat 1 minggu bahkan 3 hari menjelang ramadan. Kenaikan ini terjadi karena banyaknya permintaan di masyarakat yang meningkat. Sudah menjadi tradisi di Indonesia jika saat menjelang Ramadan akan menyajikan berbagai macam aneka menu makanan. Sehingga permintaan bahan pokok menjelang ramadan melonjak.
Ketua Umum DPP IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan,“Kami berharap dalam fase ini, pemerintah dapat menjaga pasokan bahan pokok dipasar bisa tersedia dan distribusi dijaga dengan baik serta produksi bisa diperbaiki,” Kamis, (9/3/2023).
Fase kedua biasanya terjadi saat menjelang hari raya Idul Fitri. Jumlah permintaan pada pertengahan ramadan biasanya akan menurun lalu akan kembali meningkat saat menjelang hari raya Idul Fitri. Kurang lebih 7 hari sampai 3 hari menjelang Idul Fitri permintaan akan mulai naik karena disaat menjelang lebaran masyarakat akan mempersiapkan berbagai macam hidangan Hari Raya.
Pada masa menjelang lebaran biasanya pasokan akan terganggu karena distribusi terganggu oleh perjalanan mudik lebaran. Sehingga para pedagang harus menjaga pasokan tetap aman agar ketersediaan bahan pokok tetap aman.
Dan fase yang ketiga terjadi saat setelah hari raya Idul Fitri sekitar 2-3 hari setelah lebaran. Kelangkaan bahan pokok ini terjadi dibeberapa pasar tradisional karena beberapa pedagang masih mudik dan tidak memiliki stok.
Ketua Umum IKAPPI Abdullah mengatakan, “Fase ini juga rawan, Kami harap pemerintah juga mengantisipasi fase ini agar masyarakat bisa tersenyum dan lancar menjalankan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2023”.
Dalam catatan penting IKAPPI mengenai kenaikan beberapa komoditas pangan menjelang ramadan membuat pihaknya bekerja keras dalam melakukan distribusi pangan, karena kemungkinan kenaikan mencapai lebih dari 50 persen pada fase pertama.
Namun sampai saat ini harga bahan pokok dipasaran terpantau masih stabil, tetapi untuk gula dan beras masih mahal diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan kenaikan harga pangan pada momentum Ramadan dan Lebaran berpotensi untuk terjadi inflasi. Pernyataan ini merujuk pada data Ramadan dan lebaran tahun sebelumnya, dimana inflasi selalu meningkat karena kenaikan harga bahan pangan.
Momen lebaran menjadi salah satu PR penting untuk Pemerintah, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI beserta jajarannya untuk bisa mencari solusi akan terjadinya potensi kenaikan harga bahan pangan.
Mayoritas orang Indonesia menganut agama dan kepercayaan islam, jadi tidak heran banyak masyarakat yang antusias dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan dan Hari Raya Lebaran. Momen Ramadan dan Lebaran yang selalu identik dengan variasi menu makanan tentunya sudah menjadi tradisi yang tidak bisa dihilangkan.
Meski harganya mahal masyarakat akan tetap membelinya karena momen ini hanya datang satu kali dalam setahun.
Karena momen Ramadan dan Lebaran yang identik dengan banyaknya menu makanan maka masyarakat diharapkan tidak berlebihan dalam membeli bahan pokok.
Masyarakat dihimbau untuk membeli barang secukupnya dan tidak menimbun sejumlah bahan pangan yang akan menimbulkan kelangkaan.
Pemerintah dan Polri tentunya akan bertindak tegas jika mengetahui adanya indikasi kecurangan atau penimbunan. Harapannya Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2023 kali ini masyarakat bisa menjalankan ibadah dengan khusyu dan kebutuhan bahan pokok tetap tercukupi.