Mudik Pakai Motor Dinilai Berbahaya, Pemerintah Minta Masyarakat Manfaatkan Program Mudik Gratis

ASAPENA – Mudik sudah menjadi tradisi yang tidak terpisahkan dengan momen lebaran. Beragam jenis kendaraan digunakan pada salah satu momen migrasi manusia terbesar itu. Salah satunya adalah mudik pakai motor.

Tidak dipungkiri, masyarakat Indonesia menjadikan kuda besi ini sebagai salah satu moda transportasi favorit baik untuk kendaraan harian. Hingga untuk mudik lebaran. Meski begitu, dari sisi keamanan sepeda motor terbilang kurang begitu aman.

Diprediksi di tahun ini masyarakat yang mudik pakai motor berjumlah 25,13 juta kendaraan. Itu mengacu hasil survei badan kebijakan transportasi Kemenhub tahun 2023. Jumlah tersebut, bisa menjadi gambaran bagaimana mudik pakai motor masih punya banyak peminat.

Melihat banyaknya pemudik yang akan menggunakan sepeda motor, Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno meminta pemerintah melarang masyarakat khususnya anak-anak mudik dengan menggunakan sepeda motor. Menurutnya pemerintah harus tegas, dengan tidak hanya memberikan himbauan semata. Namun juga tegas melarang pemudik membawa anak-anak menggunakan sepeda motor.

Ia menyarankan agar pemudik yang kedapatan naik motor untuk tidak melanjutkan perjalanan. Bahkan jika perlu pemerintah menyiapkan sarana kendaraan untuk mengantar sampai tujuan pemudik tersebut.

Djoko menilai, berkaca dari pengalaman terdahulu banyak anak-anak yang menjadi korban kecelakaan karena ikut mudik menggunakan sepeda motor. Beberapa bahkan harus meregang nyawa.

Hal itu tentu bukan tanpa alasan. Sepeda motor sendiri merupakan kendaraan yang terbuka. Tentu sangat riskan anak terkena angin dan bisa kedinginan. Kondisi tersebut akan sangat fatal mengingat daya tahan tubuh anak belum seperti orang-orang dewasa. Selain itu, anak-anak yang mudik dengan sepeda motor rawan terjatuh dari motor karena mengantuk dan kelelahan karena jauhnya jarak tempuh.

Menurutnya, tidak ada larangan mudik menggunakan sepeda motor. Namun sebaiknya dihindari mudik menggunakan sepeda motor. Apalagi motor dengan mesin kecil, dan membawa anak akan sangat riskan.

“Semua kendaraan memiliki risiko. Namun sepeda motor jadi kendaraan yang paling rentan,” paparnya.

Selain itu Djoko menilai motor tidak dirancang sebagai kendaraan jarak jauh. Berkendara dengan jarak tempuh yang jauh menggunakan sepeda motor, menuntut fisik yang prima dan juga kondisi motor yang sehat.

“Stamina pengemudi kurang prima, akan berakibat pada konsentrasi yang menurun, dan bisa menyebabkan risiko kecelakaan,” jelas dia.

Budaya mudik terbiasa membawa barang bawaan yang cukup banyak. Pun dengan mudik menggunakan sepeda motor. Selain tidak dirancang sebagai kendaraan jarak jauh, motor juga tidak bisa membawa muatan yang banyak.

Ia menilai, saat mudik masyarakat cenderung banyak membawa oleh-oleh. Muatan yang dibawa bukan hanya itu. Keperluan pribadi juga menjadi salah satu barang yang wajib dibawa saat mudik.

Disisi lain, Menhub Budi Karya Sumadi mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudik menggunakan sepeda motor. Menurutnya penggunan sepeda motor untuk mudik berbanding lurus dengan tingkat kecelakaan.

“Dengan segala kerendahan hati, kaki mengimbau tidak mudik menggunakan motor,” tuturnya.

Ia menyarankan, agar pemudik bisa menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta, atau pesawat. Selain nyaman, dari sisi kemananan juga lebih terjamin.

Opsi mudik gratis juga ia minta, agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Tahun ini ada beberapa program mudik gratis yang disiapkan oleh swasta dan juga pemerintah. Mudik gratis menjadi salah satu cara pemerintah untuk bisa mengurangi kepadatan lalu lintas saat mudik lebaran nanti.

Moda transportasi mudik gratis juga beragam. Mulai dari bus gratis, kereta, hingga kapal laut. Budi menyampaikan, agar masyarakat bisa memanfaatkan program mudik gratis tersebut. (gsb)

Related Posts