Manfaat Jahe untuk Ibu Hamil
Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin dan berakhir pada kehamilan. Ketika spermatozoa bertemu dengan ovum maka dimulailah awal kehamilan, setiap kehamilan selalu diawali dengan konsepsi yaitu pertumbuhan ovum oleh spermatozoa dan nidasi dari hasil konsepsi tersebut (Sudarti, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2017 setiap tahun sekitar 810 wanita meninggal. Pada tahun 2017 kematian per 100.000 kelahiran hidup turun sekitar 38% diseluruh dunia. 94% dinegara dengan berpenghasilan rendah dan menengah. Wanita yang meninggal karena komplikasi akibat kehamilan atau persalinan disebabkan oleh perdarahan, infeksi, aborsi yang tidak aman dan eklampsia (tekanan darah sangat tinggi yang menyebabkan kejang) atau karena komplikasi kesehatan yang memburuk saat kehamilan (WHO, 2019).
Di Indonesia komplikasi kehamilan yang terjadi pada ibu yang mengalami perdarahan (5%), mual muntah terus menerus (3%), bengkak kaki, tangan dan wajah atau sakit kepala yang disertai kejang (3%), serta gejala komplikasi lainnya (6%). Komplikasi kehamilan yang sering terjadi selama hamil dapat berdampak tidak hanya pada kesehatan ibu tetapi juga pada bayi baru lahir (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2018).
Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) merupakan pengaruh estrogen dan progesteron yang menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, mual dan muntah terutama di pagi hari disebut morning sickness dalam batas yang fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu makan berkurang (Kumalasari, 2015). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% pada multigravida. Perubahan hormon pada setiap perempuan hamil responnya akan berbeda, sehingga tidak semua mengalami mual muntah pada kehamilan (Putri, Andiani and Haniarti, 2016 dalam Nurdiana, 2018).
Terapi non farmokologi dengan jahe bisa dijadikan alternatif sebagai obat herbal yang dapat menurunkan mual dan muntah pada ibu hamil (Zhion, 2011). Mual dan muntah yang berlebihan tanpa penanganan yang lebih lanjut akan mengakibatkan ibu mengalami dehidrasi, kehilangan berat badan, turgor kulit kurang dan diuresis kurang. Mual dan muntah membuat perasaan tidak enak, hal ini mungkin akan menyebabkan ibu akan malas makan jika dipertahankan tanpa dicari solusi maka akan berdampak pada janin yang dikandung yaitu kekurangan gizi (Manuaba, 2009).
Jahe adalah tanaman dengan sejuta khasiat yang telah dikenal sejak lama. Jahe merupakan salah satu rempah penting. Rimpangnya sangat banyak manfaatnya, antara lain sebagai bumbu masak, minuman, serta permen dan juga digunakan dalam ramuan obat tradisional (Rukmana, 2001). Dari hasil penelitian terdahulu menurut Astuti dan Maghfiroh (2016), hasil penelitian menunjukan bahwa setelah pemberian permen jahe selama 6 hari dengan dosis 3 kali sehari di dapatkan hasil bahwa sebagian besar responden sebanyak 78,9 % mengalami perubahan atau tidak mengalami mual muntah lagi. Permen jahe merupakan permen yang berisi ekstrak jahe, jahe diketahui sebagai tanaman rempah dan obat yang sudah lama dikenal masyarakat yang mempunyai sejuta manfaat salah satunya adalah dalam mengurangi mual muntah jahe bersifat menghangatkan dan pengaruh permen jahe terhadap penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama.
Menurut penelitian Usman, Putri and Andiani (2017) sebelum diberikan intervensi rata-rata responden mengalami frekuensi mual muntah sebanyak 13 kali dalam sehari, setelah diberi intervensi minuman jahe hangat rata-rata frekuensi mual muntah menurun menjadi 3,18 kali dalam sehari dengan nilai ρ=0,000. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa baik secara klinis maupun statistik, minuman jahe hangat memberikan pengaruh terhadap penurunan frekuensi mual muntah pada ibu hamil Trimester pertama.
Menurut Penelitian Ardani, A (2013) rebusan jahe dengan daun mint diperoleh hasil bahwa pada kelompok jahe diperoleh selisih 9,87 sedangkan daun mint 6,66, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian rebusan jahe lebih efektif dibandingkan daun mint. Hasil penelitian Nurdiana (2018), menunjukan frekuensi mual muntah responden sebelum diberikan intervensi yaitu 10,93 dan setelah diberikan intervensi yaitu 3,33 dengan penurunan rata-rata 7,60. Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ<(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian permen jahe efektif dalam penurunan mual dan muntah pada ibu hamil trimester pertama berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan pengkajian tentang kandungan dan mafaat jahe dalam mengatasi mual muntah pada ibu hamil.
Penulis: Ria Andreinie, menempuh pendidikan D-III Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Palembang, D-IV Kebidanan di Universitas Padjadjaran Bandung, S-2 di Universitas Sriwijaya Program Studi Ilmu Biomedik dan sekarang sedang melanjutkan studi di S-3 Universitas Indonesia Program Studi Ilmu Biomedik.