ASAPENA – UMKM dan usaha mikro merupakan usaha kecil yang dikelola beberapa orang namun besar pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini terjadi pada saat krisis moneter 1998 perusahaan besar mengalami kebangkrutan sedangkan keberadaan UMKM dan usaha mikro tetap berjalan. Usaha mikro dan UMKM merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto. UMKM selalu hadir dan mampu mempertahankan eksistensinya karena keberadaanya yang selalu dibutuhkan. Dengan kemampuannya bertahan dalam kondisi krisis ekonomi akhirnya pemerintah menetapkan kebijakan untuk menurunkan bantuan kredit dan biaya perbankan kepada sektor-sektor UMKM.
Namun pada awal tahun baru 2023 kita mendengar bahwa Indonesia akan mengalami Resesi ekonomi yang menyebabkan penurunan keuntungan, omset penjualan, dan daya beli masyarakat. Hal ini diprediksi oleh pakar ekonomi karena dua tahun sebelumnya Indonesia mengalami penuruna ekonomi akibat pandemi, sehingga untuk bangkit kembali membutuhkan usaha dan modal yang cukup banyak.
Disini peran usaha mikro dan UMKM sangat diperlukan untuk memitigasi atau mengurangi resiko dampak buruk dari Resesi sehingga ekonomi Indonesia tetap stabil.
1. Mendominasi kegiatan usaha
UMKM dan usaha mikro mampu membuka lapangan usaha dan sebagai tempat penyediaan lapangan kerja. Pelaku usaha sangat penting perannya untuk mengembangkan usaha didaerah pedesaan ataupun luar daerah. Selain itu usaha mikro dan UMKM juga mampu memberdayakan masyarakat serta menciptakan pasar baru sebagai inovasi. Dengan usaha tersebut pemilik usaha mampu membayar pajak sebagai sumber retribusi daerah.
2. Prioritas produk dalam negeri
Usaha mikro cenderung lebih fokus untuk menggunakan bahan lokal dan bahan baku buatan dalam negeri dengan tujuan untuk saling memajukan pelaku usaha lain agar perpuratan ekonomi Indonesia bisa stabil. Selain itu pelaku usaha juga fokus memasarkan produk unggulan yang dimiliki untuk menarik masyarakat agar mendapatkan profit dan keuntungan.
3. Memberdayakan SDM
UMKM akan lebih memprioritaskan untuk mempekerjakan orang yang ada dilingkungan sekitar usaha tersebut berjalan. Dengan pemberdayaan tersebut mampu mengurangi jumlah pengangguran dan memberikan lapangan pekerjaan agar mereka bisa mendapatkan penghasilan. Pemberdayaan masyarakat juga bisa menciptakan SDM yang kreatif dan inovatif dalam bekerja.
4. Memperluas jaringan pemasaran
Dalam menghadapi Resesi tentunya sebagai pelaku usaha harus pandai mencari solusi untuk bisa mempertahankan kondisi keuangannya. Langkah yang bisa dilakukan adalah melakukan pemasaran secara online seperti market place dan e-commerce. Tidak diragukan lagi bahwa pengaruh digital membawa keberuntungan bagi pelaku usaha, karena mampu membuat jarak antara pelaku usaha dan konsumen terasa lebih dekat.
5. Mengikuti keinginan konsumen
Menghadapi resesi ekonomi tentunya membuat kita harus melakukan berbagai cara untuk menghadapinya. Selain berinovasi dalam pengadaan produk sebagai pelaku usaha tentunya harus bisa mengikuti kemauan konsumen. Seperti yang kita tahu bahwa pembeli adalah raja sehingga kita bisa menuruti keinginan konsumen untuk bisa mendapat feedback positif karena kepuasan pelanggan. Konsumen yang merasa puas cenderung akan mempengaruhi orang lain untuk merekomendasikan produk yang UMKM dan usaha mikro jual.
6. Kemasan dan packaging menarik
Konsumen cenderung tertarik oleh kondisi visual apa yang mereka lihat. Sebagai pemilik usaha bisa melakukan inovasi pengemasan yang bagus dan menarik untuk menarik minat konsumen. Tidak hanya menarik kemasan yang rapi dan higienis juga bisa menjadi daya tarik pembeli karena hal ini menandakan bahwa produk terjaga keamanan dan kebersihannya.
Dalam memitigasi atau mengatasi resiko buruk penurunan ekonomi tentunya bukan hanya menjadi tanggung jawab UMKM dan usah mikro saja. Semua aspek baik masyarakat, pelaku usaha, dan pemerintah memiliki peran masing-masing agar resiko terjadinya Resesi ekonomi bisa diatasi.