ASAPENA.COM – Badan Pengelola Pendapatan Daerah Provinsi (BPPDP) Jawa Tengah berhasil mengakumulasikan target dan realisasi pendapatan daerah Jawa Tengah tahun 2023.
Hasil perhitungan ini disajikan uraian secara real time meliputi Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Pendapatan Asli Daerah yang sah lainnya.
Target pajak daerah Provinsi Jawa Tengah sebanyak 15,26 triliun dengan realisasi penerimaan anggaran sebanyak 2,29 triliun dan sisa anggaran yang belum terealisasi sebanyak 12,96 triliun.
Pajak daerah sendiri didapatkan melalui Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB), Pajak Air Permukaan (PAP), dan Pajak Rokok.
Selanjutnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jawa Tengah didapatkan dari Retribusi Daerah. Target retribusi daerah ini sebanyak 5,1 miliar dengan realisasi penerimaan sebesar 1,60 miliar dan sisa anggaran yang belum terealisasi sebesar 3,49 miliar.
Retribusi daerah itu sendiri diperoleh dari retribusi penyewaan tanah dan bangunan, retribusi penyewaan tanah, dan retribusi pemakaian ruangan.
Dan yang terakhir Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari pendapatan lain yang sah ditargetkan sebanyak 160 miliar dengan realisasi penerimaan sebesar 47,30 miliar dan sisa anggaran yang belum terealisasi sebesar 112,69 miliar.
Tahun lalu Provinsi Jawa Tengah mampu merealisasikan PAD 99,33 % dan berhasil masuk 10 besar tertinggi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo setelah mengikuti rapat online bersama Kemendagri, Kemenko Marves, Kemenko Perekonomian dan Kemenkes terkait pembatalan aturan status PPKM dan dampak masa peralihan dari pandemi ke endemi, Senin (2/1/2023).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menyampaikan harapannya agar administrasi bisa terus berjalan. Capaian ini belum berakhir dan akan berlanjut hingga 2023. Upaya ini dilakukan Ganjar utuk bisa mencapai dan menyelesaikan anggaran 2022 dengan menyelesaikan segala program yang telah direncanakan tahun sebelumnya.
“Dari tahun sebelumnya, tahun 2023 sudah beberapa projek lebih dulu kita lelang awal. Sehingga Januari-Februati sudah ada yang bisa di eksekusi,” kata Ganjar.
Langkah selanjutnya untuk menggerakan roda perekonomian Jawa Tengah, Ganjar akan melakukan lelang proyek lebih awal dari rencana awal yang dimulai bulan April setiap tahunnya.
Menurut Ganjar, hal ini bisa menjadi stimulus terhadap ekonomi masyarakat, selain untuk memaksimalkan produk UMKM daerah yang masuk e-katalog.
Ia berharap yang berada dalam daftar e-katalog untuk segera dibelanjakan baik produk dalam negeri, dan belanja usaha kecil mikro. Hal ini mampu merangsang pertumbuhan ekonomi karena belanja daerah itu sendiri merupakan penggerak ekonomi.
Tahun 2023 Ganjar berharap agar realisasi anggaran tahun 2023 bisa dilakukan lebih awal. Hal ini bertujuan agar dana anggaran tidak menumpuk dan anggaran mampu terserap dengan baik di Provinsi Jawa Tengah.
Ganjar juga berharap agar anggaran belanja bisa terus berjalan dan progresnya meningkat untuk menunjukan kesehatan daerah secara ekonomi.