Kisah Dibalik Misteri Lagu Legendaris Queen, Bohemian Rhapsody

Is this the real life?
Is this just fantasy?
Caught in a landside,
No escape from reality
Open your eyes,

ASAPENA – Siapa yang tidak bisa menebak dari lagu mana penggalan lirik tersebut berasal? Lagu yang sudah melegenda lebih dari 45 tahun ini dirilis pada 31 Oktober 1975. Dalam album bertajuk A Night at the Opera, Bohemian Rhapsody terlahir.

Saat dirilis sebagai single, lagu ini konon dikabarkan sebagai single dengan biaya produksi termahal di era peluncurannya. Tidak terlalu berlebihan jika mengatakan bahwa lagu ini sukses di pasar komersil. Terjual hingga lebih dari satu juta kopi dalam kurun waktu hanya 3 bulan pasca peluncurannya. Tidak hanya itu, buah karya Freddie Mercury ini pun berhasil bertengger di puncak tangga Chart. Tangga lagu resmi yang menjadi standar dunia rekaman Britania Raya.

Dalam durasi 6 menit, lagu ini menjadi salah satu lagu yang banyak menginspirasi dan dipelajari sebagai sejarah lagu Rock di dunia.

Awalnya, Bohemian Rhapsody ditulis oleh penciptanya pada tahun 1968. Saat itu Freddie Mercury masih menjadi mahasiswa di Ealing Art College, London. Namun proses perekamannya baru dimulai pada 24 Agustus 1975.

Secara umum Bohemian Rhapsody dikategorikan sebagai lagu dengan genre Progressive Rock. Namun berbeda dengan lagu-lagu yang mengusung genre yang sama, lagu ini tidak memiliki bagian refrain. Didalamnya terdiri dari intro, Ballad, segmen opera dalam kemasan rock.

Makna yang Misterius
Selain keunikan pada susunan bagiannya, banyak pula rumor yang beredar mengenai makna dari liriknya. Mulai dari Kritikus, Jurnalis, hingga Akademisi pun berspekulasi. Beberapa percaya bahwa liriknya menceritakan seorang pembunuh yang bunuh diri karena dihantui oleh setan. Sementara spekulasi lainnya mempercayai ada kisah penggambaran saat sebelum eksekusi mati yang dipenuhi penyesalan.

Dalam sebuah sebuah buku berjudul The March of the Black Queen yang ditulis oleh Sarah Sefati dan Farhad Arkani dalam terjemahan Persia, dijelaskan kalau Queen menyatakan Bohemian bahwa Rhapsody bercerita tentang kisah seorang anak muda. Secara tidak sengaja ia telah membunuh seseorang. Dan seperti kisah Faust, pemuda ini pun telah menjual jiwanya kepada iblis.

Pada malam sebelum eksekusi, pemuda itu memanggil Tuhan dengan berkata “Bismillah” (dengan menyebut nama Allah) yang dilanjutkan dengan lirik “We will not let you go” (Kami tidak akan melepaskanmu), maka malaikat pun datang dengan bantuan sehingga pemuda tersebut mendapatkan kembali jiwanya yang telah diambil oleh iblis.

Namun terlepas dari itu semua, ada pula kritikus yang menganalisa Bohemian Rhapsody dengan pendekatan psikologis. Sheila Whiteley, seorang sarjana musik mengamati bahwa Freddie Mercury sedang mencapai sebuah titik balik dalam hidupnya saat ia menciptakan lagu tersebut.

Kala itu Freddie sudah tinggal bersama kekasihnya Mary Austin selama 7 tahun. Sementara disaat itu pula dia memulai hubungan cintanya dengan seorang pria.

Sheila mempercayai keadaan emosional Freddie Mercury tergambar juga dalam lirik “Mama mia let me go” (Mama mia biarkan aku pergi) seakan ingin melepaskan diri dari sesuatu. Hal ini pun di disarankan oleh beberapa pihak yang lainnya sebagai referensi terselubung terkait keinginannya untuk keluar dan membebaskan diri dari akibat serius hukum terkait sodomi di era tersebut. (ara)

Dikutip dari Wikipedia

Related Posts