Andien Bawakan Lagu Lawas “Kisah Insani” dengan Format Baru

ASAPENA – Penyanyi Andien mengaku bangga dan tersanjung kala membawakan lagu lawas favoritnya, “Kisah Insani”. Lagu yang dulu dinyanyikan oleh Vina Panduwinata dan mendiang almarhum Chrisye itu diakui menjadi salah satu lagu favoritnya.

Bersama Mondo Gascaro, Andien sukses mengemas duet maut tersebut dengan versi yang lebih baru dan segar di telinga anak zaman now. Tak hanya Andien, sejumlah musisi muda juga ikut andil membawakan beberapa lagu lawas yang diaransemen ulang. Seperti Dhira Bongs, Kurosuke, Aya Anjani ft Parlemen Pop hingga Vira Talisa.

Yang kesemuanya terangkum dalam mini album bertajuk “Lagu Baru dari Masa Lalu”. Proyek tersebut lahir dari kerjasama antara MLDSpot dan Yayasan Irama Nusantara.

“Pertama saat dihubungi, gue langsung bilang iya. Karena gue suka banget menyanyikan lagu di era lama,” kata Andien.

Meski Andien antusias dengan proyek ini, pelantun lagu “Milikmu Selalu” ini mengaku cukup terbebani. Mengingat karakter dua penyanyi sebelumnya yang sangat kuat dan unik.

“Gue berpikir mungkin nggak ya bawain lagu ini? Karena vibenya beda banget. Tapi gue percaya 100 persen ke Mondo (rekan Andien) menjadikan ini lagu gue,” papar Andien.

Selain lagu “Kisah Insani”, dalam mini album tersebut juga ada lagu lawas “Walau Dalam Mimpi” ciptaan David Mesakh yang dipopulerkan oleh Ermy Kulit. Lagu itu dinyanyikan kembali oleh Dhira Bongs.

Sementara Kurosuke membawakan hits “Senja dan Kahlua” milik grup band Transs yang digawangi oleh Fariz RM dan Erwin Gutawa. Selanjutnya, tembang “Terbanglah lepas” kepunyaan Yockie Suryoprayogo yang dibawakan anaknya, Aya Anjani feat. Parlemen Pop dengan tetap mempertahankan nuansa kemegahan yang ada di lagu aslinya.

Lagu lainnya adalah milik Jimmie Manopo bertajuk “Dunia Yang Ternoda” yang dinyanyikan ulang oleh Vira Talisa yang berkolaborasi dengan Adoria, yang merupakan jawara MLDJAZZPROJECT musim perdana.

Proses mastering mini album ini dilakukan di Abbey Road Studios, London, oleh Frank Arkwright. Untuk visualisasi mini album ini dipercayakan kepada (Lab) Rana, sebuah laboratorium fotografi analog yang didirikan oleh Fadli Aat, salah satu dari duet disc-jockey, Diskoria dan ditemani empat fotografer lainnya yaitu Syahril Zulkarnain, Sava Arum, Yassereno Omar H, serta Arief Wahyudi.

“Mini album ini merupakan upaya nyata guna melestarikan dan mempopulerkan kembali lagu-lagu legendaris,” terang Goardan Saragih, perwakilan MLDSpot.

“Semoga juga menjadi pesan kepada generasi muda bahwa Indonesia memiliki banyak warisan musik berkualitas,” imbuhnya.

Senada dengan MLDSpot, yayasan yang didirikan untuk mengarsipkan musik piringan hitam, kaset hingga menjadi format digital ini berharap makin banyak lagi wawasan musik nusantara yang dikenal generasi muda.

“Intinya di sini mau membawakan lagu ini ke generasi yang baru. Dari yang sebelumnya nggak tahu, terus sekarang jadi tahu. Bukan untuk saling tanding tapi mendukung,” kata jelas Gerry Apriryan selaku Program Manager of Irama Nusantara.

Irama Nusantara sendiri secara konsisten melakukan pengarsipan digital pada rilisan musik populer Indonesia sejak 2013. Irama Nusantara memiliki impian bahwa data-data digital musik legendaris Indonesia kelak dapat diapresiasi dan diselebrasi oleh generasi yang lebih muda.(rin)

Related Posts