ASAPENA.COM – Kapal nelayan di Cilacap mengalami kebakaran di Samudera Hindia, Rabu (17/5/2023). Kapal tersebut bernama KM Serba Prima 8. Saat berlayar, kapal yang berangkat dari Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC), Rabu (5/5/2023) tersebut membawa 13 Anak Buah Kapal (ABK). Kapal milik Rudiyanto alias Che Chai tersebut hendak mencari ikan.
Namun naas, bukan ikan didapat, melainkan kejadian tak terduga dialami ke-13 ABK di kapal tersebut. Kapal terbakar. Kebakaran tersebut terjadi ketika ABK sedang tertidur. Diketahui bahwa kebakaran bermula dari bagian knalpot atas kapal. Sontak, para ABK terbangun dan berusaha untuk bisa memadamkan api. Namun, bukannya padam, si Jago Merah malah semakin membesar dan semakin melahap kapal.
Kasat Pol Airud Polresta Cilacap AKP Huda Syafii mengatakan, karena kondisi api semakin membesar dan kapal sudah terbakar hebat, ABK memutuskan untuk melompat kelaut.
“Mereka melompat menyelamatkan diri kelaut berbekal pelampung parasut,” kata dia, Jumat (19/5/2023).
Pada pagi harinya, ketika api sudah terlihat padam, dua orang ABK yaitu Nur Hasim dan Hari Setiawan mencoba memisahkan diri untuk mengejar kapal yang terbakar. Sedangkan 11 ABK lainnya masih dengan kondisi saling berpegangan pada pelampung parasut.
“Kemudian sekira pukul 11.35, Kapal KM Hasil Selalu 2 melintas di sekitar lokasi terbakarnya Kapal Serba Prima 8. ABK Nur Hasim dan Hari Setiawan pun ditolong kapal tersebut. Dan kemudian Nahkoda KM Hasil Selalu 2 langsung memberi kabar melalui panggilan radio,” kata dia.
Nur Hasim dan Hari Setiawan yang berasal dari Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang pun saat ini dalam kondisi selamat dan sudah dievakuasi ke RSUD Cilacap.
“Sedangkan ABK lainnya masih dalam proses pencarian,” tuturnya.
Diperkirakan, para ABK dan kapal yang terbakar tersebut saling terpisah karena tiupan angin Timur ke Barat yang cukup kencang. Sehingga kapal tersebut menjauh ke arah Barat sedangkan 11 ABK ke arah Timur.
Sebagai informasi, kapal terbakar adalah insiden yang sering terjadi di perairan Indonesia. Kapal nelayan terbakar biasanya karena beberapa alasan. Kondisi umum kapal terbakar adalah karena kesalahan manusia, kurangnya perawatan, dan faktor cuaca.
Kesalahan manusia seringkali menjadi faktor utama di balik insiden kapal terbakar. Sebagai contoh, penggunaan peralatan listrik yang tidak tepat, seperti korsleting listrik atau pemakaian peralatan yang rusak dapat menyebabkan kapal menjadi terbakar.
Kurangnya perawatan pada kapal juga dapat menjadi faktor penyebab kapal terbakar. Pada kapal yang sudah tua, kondisi usang dan kerap kali dipaksa bekerja secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kebakaran.
Selain itu, bahan bakar yang kotor, kurang atau tertundanya pemeliharaan rutin pada mesin, sistem pendingin dan sistem bantalan dapat menyebabkan panas berlebihan yang dapat memicu kebakaran.
Faktor cuaca juga dapat menyebabkan kapal terbakar. Terlepas dari alasan lainnya, lingkungan air laut dengan suhu yang tinggi membuat risiko kebakaran kapal menjadi sangat tinggi. Kapal yang terlalu lama terendam di bawah sinar matahari dapat mengalami overheat dan meningkatkan risiko terjadinya kebakaran. (lis)