ASAPENA – Pesatnya perkembangan dunia digital tidak hanya mempengaruhi sektor usaha jual beli yang kini mudah dilakukan secara online. Di sektor jasa pun banyak bermunculan peluang-peluang yang bisa menghasilkan keuntungan dari kemampuan komunikasi yang baik.
Sebutan Influencer, Endorser, dan Buzzer tentunya bukan sebutan yang asing bagi para pengguna dunia maya yang aktif.
Namun tak sedikit pula orang masih belum mengerti perbedaannya, bahkan tak jarang kalau malah justru dianggap sama. Karena pada dasarnya memang ketiganya memiliki dasar yang sama. Yaitu sama-sama memiliki banyak jumlah pengikut di dunia maya. Hanya saja proses kerja yang dihasilkan berbeda antara satu dan lainnya.
Nah, untuk bisa memastikan profesi mana yang akan dipilih dan bagaimana mendalaminya, yuk kita cari tau apa pebedaan Influencer, Endorser, dan Buzzer
Influencer
Seperti dengan namanya yang diambil dari kata “influence” atau yang dalam bahasa Indonesianya diartikan sebagai “pengaruh”, Influencer memiliki pengikut yang banyak di dunia maya karena memiliki memapuan untuk memberikan pengaruhnya kepada orang lain.
Kemampuan ini bisa digunakan untuk meyakinkan banyak orang supaya bisa tertarik dengan produk yang mereka promosikan.
Secara tidak langsung Influencer mempengaruhi followers-nya untuk membeli atau memakai produk yang sama dengan cara membagikan cerita mengenai pengalaman mereka tentang suatu produk.
Cara mereka meyakinkan para followers juga beragam, mulai dari foto, video, hingga review unik untuk para audiens mereka.
Endorser
Endorser sendiri berasal dari kata “endorse” yang artinya “mendukung” atau “menyetujui”.
Cara kerja Endorser mirip-mirip dengan cara kerja Influencer, yaitu sama-sama mempromosikan suatu produk kepada followers-nya.
Sebuah perusahaan akan memberikan suatu produk kepada para Endorser ini yang nantinya akan dicoba terlebih dahulu, baru kemudian akan me-review hasilnya secara jujur kepada para followers-nya.
Ada banyak yang bisa di-endorse ke para Endorser. Mulai dari penginapan, akomodasi perjalanan, gadget, makanan, dan lain-lain. Maka dari itu, para Endorser biasanya harus memahami betul produk yang dia review.
Buzzer
Nah, kalo Buzzer sendiri diambil dari kata “buzz” yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti “berdengung”. Kok berkesan tidak nyambung?
Hal ini dikarenakan cara kerja Buzzer yang menyampaikan serangkaian informasi dengan cara berulang-ulang yang bisa diartikan seperti berdengung.
Dalam melakukan pekerjaannya, Buzzer memiliki waktu yang ditentukan untuk kapan mereka bisa menyampaikan informasi tersebut.
Ada banyak jenis informasi yang bisa disampaikan oleh para Buzzer, misalnya seperti makanan, pakaian, lokasi wisata, sampai isu politik.
Buzzer tidak harus meyakinkan para followers-nya untuk mengikuti mereka. Tugas Buzzer adalah menyampaikan informasi sebanyak-banyaknya dan sesering-seringnya, supaya para pengikutnya aware dengan informasi yang diberikannya tersebut.
Nah, demikianlah perbedaan Influencer, Endorser, dan Buzzer yang kian banyak diminati oleh orang-orang.
Ketiganya sama-sama harus memiliki jumlah pengikut yang banyak di dunia maya. Namun meskipun demikian, jumlah pengikut bukanlah satu-satunya parameter keberhasilan dari ketiga profesi tersebut. Mereka dituntut harus mampu meningkatkan value serta engagement yang mereka miliki untuk bisa memberikan dampak bagi para pengikutnya. (ara)