ASAPENA – Ekonomi global yang masih belum memnentu paska pandemi, Presiden Jokowi meminta agar para ekonom untuk tidak menggunakan pakem yang ada. Hal itu disampaikannya pada acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia pada Rabu (7/9).
“Karena keadaan tidak normal, dibutuhkan pemikiran yang Abunawas, yang kancil-kancil gitu, agak melompat-lompat,” kata dia.
Dia mencontohkan, bagaimana awalnya dulu Pemerintah memutuskan agar tidak lockdown seperti Negara-negara lain ketika terjadi pandemi Covid-19.
“Kalau saat itu lockdown, ekonomi kita bisa minus sampai 17 persen,” tuturnya.
Kemudian ketika pandemi Covid-19 telah membaik dan Negara lebih pulih, sejumlah perubahan pun dibuat, salah satunya pada pola kerja di pemerintahan. Jokowi menyebut saat ini pemerintah tidak hanya berpikir aspek makro atau masalah besar saja, tapi aspek mikro alias masalah kecil juga diurus.
Presiden juga menyampaikan, jika ekonomi Negara tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Negara lain juga mengalaminya. Jokowi tahu hal tersebut dari kunjungan internasional yang telah dilakukan seperti ketika moment G7 dan G20.
“Memang semua Negara saat ini menghadapi geopolitik yang tidak jelas. Betul-betul kita diuji,” katanya.
Salah satu masalah yang terjadi di seluruh Negara di dunia ialah tentang BBM yang saat ini jadi sorotan paling utama sejumlah elemen masyarakat. (lis)