ASAPENA – Tantangan besar bagi para pelaku usaha kecil menengah atau UMKM yang harus dijawab dengan mutlak adalah strategi pemasaran.
Namun, di era digital seperti saat ini, para pelaku usaha setidaknya memiliki sedikit titik terang dalam memasarkan produknya. Terlebih dengan banyaknya platform online yang menawarkan kemudahan bagi para pelaku usaha untuk memasarkan produknya.
Salah satunya adalah adalah TikTok “Follow Me’. Fitur ini bertujuan membantu usaha kecil memasarkan diri lebih baik melalui video pendek.
Fitur ini bersifat gratis, dengan menawarkan panduan untuk gunakan berbagai alat bisnis dan kreatif TikTok, fitur iklan dan promosi, serta pelatihan untuk pemilik usaha.
Melalui seri ini, TikTok menawarkan pengenalan kepada bisnis tentang berbagai alatnya yang akan membantunya mencapai tujuannya untuk memasukkan bisnis kecil ke TikTok.
Program ini mencakup berbagai roadmap yang dapat diikuti UKM berdasarkan tujuan mereka dan mengundang mereka memandu menjalankan kampanye TikTok pertamanya.
Juga mengintegrasikan kisah merek mereka ke dalam video, program ini juga akan mengajari mereka cara mengatur akun Bisnis mereka.
Cara mengakses Pusat Kreatif TikTok untuk inspirasi konten, dan cara menggunakan alat lain seperti Pengelola Iklan dan fitur Promosi TikTok.
Program inisiatif baru dari TikTok tersebut, hadir bersamaan dengan menantang aplikasi video pendek lainnya. Di bawah pengawasan ketat di AS untuk hubungan China.
Peluncuran program “Follow Me” ini sendiri tak lain adalah tanda ambisi TikTok menjadi raksasa iklan sosial besar selanjutnya. Yaitu untuk generasi muda yang telah meninggalkan Facebook Meta.
Dengan minat konsumen yang bergeser, pasar periklanan milliaran dolar dapat diperebutkan dan TikTok bertujuan untuk menarik pengiklan yang ingin mendiversifikasi pengeluaran iklan sosial mereka di luar Meta, Snap, dan Twitter.
Pendapatan iklan TikTok, meskipun hanya sebagian kecil, tapi tumbuh dengan cepat.
Diprediksi Pendapatan iklan aplikasi video diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2022, mencapai $ 11,6 miliar (Rp174 milliar) mengalahkan pendapatan gabungan Snap dan Twitter.
Yang terakhir pada akhirnya adalah tujuan akhir TikTok karena mereka menyediakan aliran pendapatan yang menopang bisnisnya. (*)