Keahlian syaitan, dan kemisteriusan shadaqah, berdasarkan al-Quran dan hadis (shahih). Apa dan siapa serta kaya apa keahlian syaitan, serta upaya-upaya apa yang harus dilakukan manusia beriman agar terselamatkan dari gangguan syaitan, dapat ditela’ah pada buku ini.
Dua topik kajian, yakni tentang syaitan yang ahli menggoda manusia, dan tentang amalan shadaqah yang biasanya lebih banyak dilakukan oleh umat Islam pada bulan Ramadhan. Amalan shadaqah merupakan amalan yang penuh misterius.
Syaitan merupakan makhluk Allah yang telah mendapat pelajaran dari Allah dan sekaligus mendapat ijin untuk menggoda manusia beriman. Namun begitu, Allah karena kasih sayangnya kepada umat beriman, memberikan juga kiat-kiat agar terselamatkan dari godaan syaitan.
Tentang Jin, Syaitan dan Iblis
Kalau malaikat dinyatakan sebagai makhluk Allah yang sangat patuh, tidak pernah ingkar terhadap yang diperintahkan Allah kepadanya.
Sementara, dilihat dari namanya, seperti dikatakan oleh M. Quraish Shihab, jin adalah makhluk Allah yang tersembunyi. Ia diciptakan dari api, demikian menurut informasi al-Quran S.al-Rahman (S.55), ayat 15.
Dalam pandangan umum umat Islam, jin ialah makhluk yang bersifat hawa atau udara, atau api, berakal, dapat berbentuk dengan berbagai bentuk dan mempunyai kemampuan melaksanakan pekerjaan berat, demikian menurut farid Wajdi.
Jin menurut Sayid Sabiq, ialah sejenis ruh berakal, berkehendak, mukallaf, tetapi tidak berbentuk materi kasar sebagaimana yang dimiliki manusia, yaitu luput dari jangkauan indera, atau tidak dapat terlihat sebagaimana keadaannnya yang sebenarnya atau bentuknya yang sesungguhnya dan mereka mempunyai kemampuan untuk tampil dalam berbagai bentuk; (Lihat M.Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah, Volume 13, halaman.486.)
Kalimat syaitan, aslinya berbunyi syaithan; oleh KBBI ditulis menjadi setan, untuk menyebut roh jahat yang selalu menggoda manusia (Lihat, KBBI, halaman.155).
Berdasar uraian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa syaitan dan iblis, bukan makhluk Allah tersendiri di luar jin, malaikat dan manusia. Karena sesungguhnya Allah hanya menciptakan tiga makhluk yang dapat berbicara atau berpikir, yakni malaikat, jin dan manusia.
Penulis: Prof. DR. HM. Dailamy, SP
Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa Tengah