ASAPENA – Kebiasaan merokok selain dapat menimbulkan sejumlah penyakit, ternyata dapat mempengaruhi kualitas gizi. Hal itu disampaikan Dosen Poltekkes Kemenkes Semarang, Jurusan Gizi, Meirina Dwi Larasati, SST, M.Gizi.
“Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar perokok memiliki status gizi dengan indeks massa tubuh (IMT), lingkar lengan atas, kadar vitamin C, folat, vitamin B12 lebih rendah daripada bukan perokok,” terang dia.
Menurutnya hal itu dipicu dari, asap tembakau yang mengandung banyak senyawa yang mampu menghasilkan radikal bebas. Vitamin E, vitamin C, B-karoten dan selenium sebagai anti-oksidan seluler yang berperan dalam pertahanan seluler terhadap radikal bebas tersebut.
Lebih lanjut Meirina mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa status vitamin C dan beta karoten dalam tubuh menurun pada perokok. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa perokok juga cenderung kurang asupan antioksidan dari sayur dan buah.
“Penampakan secara fisik (perokok) terlihat kurus, tidak bugar, daya tahan tubuh pastinya menurun karena senyawa-senyawa untuk pertahanan tubuh pun bertugas untuk melawan radikal bebas dari senyawa-senyawa rokok,” ungkapnya.
Asupan energi dan zat gizi perokok, lanjut dia, berbeda secara substansial dari bukan perokok. Perbedaan tersebut dapat memperburuk efek merokok lebih lanjut menjadi kanker dan risiko penyakit jantung koroner.
“Pada perokok yg cenderung memilih rasa asin dan manis, serta mengurangi rasa keinginan makan/nafsu makan berkurang sehingga kecenderungan mengalami kurus,” imbuhnya.
Untuk itu guna memulihkan kembali serapan gizi, Meirina mengimbau agar para perokok bisa segera berhenti untuk merokok. Disamping itu, perokok juga disarankan konsumsi makanan sumber vitamin C tinggi.
“Secara umum, sumber vitamin c diperoleh dari buah, sumber vitamin C bisa diperoleh di jambu merah, jeruk, pepaya,” pungkasnya. (adm)