ASAPENA – Ketegangan yang terjadi di Jalur Gaza selama hampir dua pekan terakhir akhirnya mereda. Hal itu terjadi pasca kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sepakat untuk menerima rekomendasi gencatan senjata tanpa syarat yang diinisiasi Mesir, Jumat (21/5/2021) dini hari.
Dalam pernyataan resminya, Netanyahu menerima dengan suara bulat terkait gencatan senjata tersebut. Hal serupa juga dikonfirmasi oleh Hamas dan Jihad Islam dalam sebuah pernyataan.
“Gencatan senjata akan mulai berlaku Jumat (21/5/2021),” tulis pernyataan tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata tersebut membuat ribuan orang di Gaza dan wilayah Palestina merayakannya dengan turun ke jalan. Mereka merayakan mulainya hari tanpa ada ketakutan dan kegelisahan lagi. Mengingat konflik Israel-Hamas (Palestina) kemarin, membuat Jalur Gaza dalam keadaan mencekam selama 11 hari terakhir.
Meski begitu, Hamas mengklaim kemenangan atas gencatan senjata Gaza. Hal itu diungkapkan seorang tokoh senior Hamas, Khalil al-Hayya seperti dikutip kantor berita AFP.
“Ini adalah euforia kemenangan,” katanya. Dia juga berjanji untuk membangun kembali rumah yang hancur akibat serangan udara Israel.
Terpisah, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan upaya serius untuk mengatasi penyebab utama konflik antara Israel dan Palestina. Dia menyebut Israel dan Palestina harus segera memulai dialog untuk mengatasi akar permasalahan munculnya konflik yang menimbulkan banyak korban jiwa tersebut.
“Gaza adalah bagian integral dari negara Palestina di masa depan dan tidak ada upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional yang nyata mengakhiri perpecahan,” ujar Guterres.
Berdasarkan data yang dirangkum, konflik 11 hari terahir menyebabkan kerugian di kedua belah pihak. Selain hancurnya bangunan dan infastruktur akibat serangan rudal dan roket yang saling berbalas. Juga ada korban jiwa dan korban luka-luka yang sejauh ini masih dalam masa perawatan.
Pihak Israel mengklaim 12 orang termasuk dua anak tewas dalam peristiwa tersebut. Sementara, dalam konflik tersebut, setidaknya 232 warga Palestina termasuk 65 anak-anak tewas.(rin)