ASAPENA – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat ini tengah ramai menjadi perhatian publik. Terutama masyarakat penggeram sepakbola. Sebab Ganjar menjadi salah satu tokoh yang dianggap menyebabkan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Kekesalan netizen pun semakin memuncak, ketika Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) secara terang-terangan mengabarkan tentang pembatalan Indonesia menjadi penyelenggara Piala Dunia U-20.
Ditambah dengan pernyataan Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir yang mengaku gagal mengupayakan Indonesia menjadi tuan rumah usai bertemu dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Tidak sedikit komentar netizen di akun Instagram Ganjar yang mengumpat bahkan hingga dibawa ke ranah Pilpres 2024. Bahkan muncul seruan yang mengajak masyarakat untuk menolak Ganjar menjadi presiden.
Seperti salah satunya akun azkhoirul*** yang mengatakan, “Jangan harap jadi presiden”. Bahkan membuat seruan dengan hastag “#tolakganjarjadipresiden”
Berikutnya ada juga yang menganggap Ganjar telah merusak mimpi para generasi muda Indonesia. Sehingga mimpi Ganjar menjadi presiden pun sudah selayaknya dirusak juga.
Komentar tersebut dilontarkan oleh akun timothyturan***. “Karena bapak telah merusak mimpi anak2 muda di piala dunia, saatnya rakyat merusak mimpi bapak jadi presiden,” tulisnya.
Reaksi kekesalan para netizen tersebut bisa saja menjadi batu sandungan atau halangan Ganjar, jika berniat maju menjadi Calon Presiden pada Pemilu 2024 mendatang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Power, Ikhwan Arif menilai, politik dan sepak bola tidak bisa dipisahkan, karena setiap pengambilan kebijakan terutama saat membawa nama negara, tentu sangat dekat kaitanya dengan kekuasaan dan kewenangan.
Terlebih saat ini, penolakan timnas Israel di Indonesia yang membuat gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah sangat dekat dengan momentum pilpres.
Tentu hal tersebut bisa saja dimanfaatkan oleh politikus untuk melakukan manuver-manuver demi mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya.
Banyak juga partai politik (parpol) yang tengah menarik simpati publik dengan melakukan isu atau kampanye yang populis dengan tujuan menarik simpati masyarakat.
“Penolakan terhadap timnas Israel di Indonesia yang digaungkan oleh PDI Perjuangan dan PKS serta sejumlah tokoh, bisa saja bertujuan membangun citra positif di hadapan pemilih Islam,” ungkapnya, Kamis (30/3/2023).
Menurutnya, jika misi itu berhasil, tentu PKS akan menjadi partai yang paling diuntungkan. Sebab partai yang dipimpin Ahmad Syaikhu itu merupakan partai yang dekat dengan pemilih Islam. Apalagi sejauh ini, pendukung PKS merupakan pemilih Islam yang loyal dan pro terhadap Palestina.
Namun sebaliknya, cara ini menurutnya dianggap kurang tepat jika yang melakukan adalah PDIP dan PAN. Terbukti piala dunia ini batal digelar di Indonesia karena meluasnya penolakan.
Justru dengan begitu, popularitas Ganjar dan PDIP bisa tergerus terutama di kantong pemilih yang pemilihnya tidak tertarik dengan isu Israel-Palestina ini. Seharusnya, lanjut dia, PDIP tetap mendukung langkah pemerintah untuk mendukung timnas berlaga di kancah international.
“Adanya penolakan dari PDI terkesan bertolak belakang dengan keputusan presiden yang terus mendukung semua negara bisa bertanding di Indonesia,” pungkasnya. (adm)