ASAPENA – Beberapa hari terakhir, kondisi cuaca di sejumlah wilayah terasa sangat panas. Seperti yang terjadi di Purwokerto dan sekitarnya. Cuaca panas kali ini terasa tak seperti biasanya.
Dikonfirmasi hal itu, Prakirawan Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan menjelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi cuaca saat ini, salah satunya pergerakan matahari.
Saat ini pergerakan matahari mulai bergeser ke belahan bumi utara, dimana berada tepat di atas wilayah Jawa dan sebagian Kalimantan. “Karena itu, wilayah Jawa Tengah juga terdampak cuaca panas,” kata dia.
Disamping itu, kondisi terkini juga adanya masa transisi atau peralihan dari musim penghujan menuju musim kemarau. Hal itu terpantau dari intensitas hujan yang sudah mulai berkurang.
“Radiasi sinar matahari terpancar langsung ke permukaan bumi karena kondisi sedang cerah, sehingga tidak ada awan yang menghalangi matahari,” terangnya.
Kecepatan angin permukaan yang berhembus ke wilayah Jawa Tengah dan sebagian Kalimantan relatif rendah. Meski demikian, perkiraan musim kemarau di wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya baru akan terjadi pada Mei atau Juni mendatang.
Lebih lanjut Rendi mengatakan, memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau sangat rentan terjadinya cuaca ekstrim.
“Biasanya hujan lebat disertai petir juga menyebabkan angin puting beliung yang datang secara tiba-tiba, jelasnya.
Untuk itu, pihaknya menghimbau masyarakat agar tetap waspada akan potensi cuaca buruk yang terjadi, terutama apabila sejak pagi hingga siang kondisi cuaca terpantau cerah dan panas yang sangat terik.
Kemudian pada siang harinya menjelang sore, tiba-tiba muncul awan hitam jenis cumulus yang berkembang menjadi awan cumulonimbus dan bergumpal-gumpal.
“Biasanya disertai kilat dan petir. Itu harus hati-hati, karena biasanya berpotensi puting beliung atau angin kencang,” pesannya. (adm)