ASAPENA– Pandemi Covid 19 sudah setahun lebih. Beberapa usaha ambruk. Investasi pun menjadi gamang dilakukan. Namun, emas sebagai logam mulia dinilai masih menjadi alternatif investasi yang menjanjikan hingga akhir tahun 2021 nanti.
Chief Economist Permata Bank Josua Pardede mengatakan, emas salah satu investasi yang tidak terpengaruh sentimen krisis ekonomi akibat persebaran SARS-CoV-2. Sementara contoh investasi lain seperti saham dan dolar Amerika Serikat (USD) pada kenyataannya terkoreksi cukup dalam.
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira seiya sekata dengan apa yang disampaikan Pardede. Dia menandaskan, investasi emas masih memiliki prospek bagus.
Kenaikan harga emas memang setidak setinggi pada tahun 2020 lalu. Tetapi, dalam tiga bulan terakhir harga emas tumbuh 2,31 persen. Dia bahkan menambahkan, harga emas dalam tiga tahun terakhir masih positif 41,7 persen.
Bhima meyakinkan emas tetap menjadi alternatif berinvestasi ketika nilai aset kripto seperti bitcoin dan ethereum sudah terlalu tinggi. Atau ketika volatilitas di pasar saham meningkat.
Namun yang perlu diperhatikan ialah ketika membeli emas diusahakan yang kepingan/batangan. Bukan perhiasan. Sebab, harga perhiasan cenderung turun dan banyak potongan ketika kembali dijual.
“Logam mulia lebih mudah dijual, khususnya dalam keadaan darurat, dan bisa diterima di berbagai toko emas dan negara lain. Sementara kalau perhiasan dibawa ke luar negeri untuk dijual pun belum tentu gampang cair,” beber alumnus University of Bradford, Inggris, itu.
Namun, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengingatkan, berinvestasi emas memerlukan tempat penyimpanan aman. Dalam jumlah tertentu, usahakan gunakan safe deposit box. “’Tujuannya, menghindari risiko pencurian atau kehilangan. Bahkan, kebakaran. Beberapa safe doposit ada yang tahan panas sampai ratusan derajat Celsius,” paparnya.
Di bagian lain, Senior Vice President Corporate Secretary Antam Yulan Kustiyan menambahkan, pihaknya melihat pandemi Covid-19 sebagai peluang bisnis perusahaan. Tak ayal, kinerja pada kuartal I 2021 menunjukkan hasil yang memuaskan.
Penjualan emas Antam mencapai 7.411 kg atau setara 238.269 ons troi (satuan massa logam mulia). Jumlah tersebut naik 45 persen secara tahunan.
Antam juga membukukan volume produksi dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebanyak 289 kg atau 9.292 ons troi. Komoditas emas memiliki kontribusi paling besar terhadap kinerja penjualan Antam. Yakni, 72 persen dari total penjualan. (nia)