Teknologi berkembang begitu pesat. Presiden menginginkan agar Indonesia tak hanya menjadi pengguna digital saja, melainkan juga aktif mencetak ahli-ahli teknologi digital yang andal. Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan arahan di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), awal pekan ini.
Saat ini Indonesia tengah bersiap menggelar layanan teknologi komunikasi generasi ke-5 atau 5G. Belum diketahui pasti, kapan jaringan 5G di Indonesia bakal mulai dikomersilkan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebutkan ada 13 wilayah utama yang bakal kebagian jaringan 5G untuk pertama kalinya.
Proses implementasi 5G di 13 wilayah itu ditargetkan rampung pada 2024 mendatang. Terkait teknologi 5G ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar Indonesia berhati-hati dalam menghadapi perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya dalam menyambut era 5G.
“Kita jangan hanya menjadi smart digital users, tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang andal, yang mampu bersaing, yang kompetitif,” ungkap Jokowi.
Selain mencetak ahli teknologi, Presiden juga ingin adanya smart digitalpreneur, yang mampu mengembangkan kewirausahaan, dan membuka lapangan kerja di dalam negeri.
Jokowi mengungkapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berlangsung cepat jaga harus bisa diantisipasi perencanaannya di setiap sektor, termasuk di keuangan, kesehatan, hingga pendidikan.
Misalnya, kata Jokowi, ke depannya teknologi kesehatan itu akan berkembang pesat. Tak hanya penggunaan teknologi untuk konsultasi medis jarak jauh, tetapi juga pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk membuat diagnosis, hingga tindakan operasi jarak jauh.
“Jadi harus responsif terhadap disrupsi yang membuat dunia berubah sangat cepat, juga responsif pada tantangan dan peluang yang muncul secara cepat yang sering tidak kita duga,” kata Presiden.
Tak lupa, Presiden juga menekankan agar belanja teknologi yang dilakukan harus memberikan manfaat dan kontribusi yang jelas bagi masyarakat Indonesia dan perkembangan teknologi di Tanah Air.
“Harus dihitung efisiensinya, harus dihitung kontribusinya untuk pengembangan teknologi di dalam negeri, harus dihitung return on investment-nya, sehingga bisa berkelanjutan terus,” pungkas Jokowi, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (20/5/2021).
Terakhir, Presiden juga tak lupa mengingatkan jajarannya untuk selalu mengedepankan kecepatan, ketepatan, dan efisiensi agar dapat bersaing menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat. (rli)