ASAPENA – Sejumlah ketua umum partai politik (Ketum Parpol) telah diundang ke Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo, Selasa (2/5) malam. Pertemuan tersebut, salah satunya membahas tentang agenda Pemilihan Umum (Pemilu 2024) mendatang.
Ketum parpol yang dipanggil Presiden tersebut merupakan parpol pendukung pemerintahan selama ini. Seperti Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Ada satu parpol pendukung pemerintah yang tidak diundang, yakni Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Seperti diketahui, NasDem sebelumnya telah mengumumkan telah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (Capres) pada Pemilu 2024.
Sedangkan parpol lain pendukung pemerintah, telah memilih capres yang berbeda-beda. Seperti Gerindra yang telah memutuskan ketua umumnya Prabowo Subianto, sebagai capres.
Selain Gerindra, PKB diketahui juga telah mendukung mantan Danjen Kopasus tersebut. Gerinda dan PKB diketahui telah tergabung dalam koalisi (KIR) Kebangkitan Indonesia Raya.
Untuk PDIP, baru-baru ini telah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres. Ganjar juga diketahui telah mendapat dukungan dari PPP. Sedangkan Golkar dan PAN sejauh ini belum mengambil sikap.
Dalam pertemuan itu, Megawati Soekarnoputri menjadi ketum parpol yang meninggalkan istana paling awal daripada kelima ketum parpol lainnya. Ketum PDIP itu meninggalkan istana sekitar pukul 21.38 WIB didampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Saat meninggalkan istana, Mega enggan memberikan komentar kepada awak media. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan ke barisan para wartawan.
Selang 10 menit kemudian, kelima ketum parpol secara bersama-sama menggelar konferensi pers usai pertemuan. Bahkan kelima ketum parpol tersebut sempat berfoto bersama usai pertemuan.
Menanggapi hasil pertemuan itu, Prabowo mengaku mendapat titipan besar dari Presiden Jokowi terkait Pilpres 2024 mendatang. Dia mengatakan pertemuan itu lebih banyak membicarakan terkait masa depan Indonesia. Bahkan Ia menampik adanya pembicaraan mengenai capres-cawapres bersama presiden.
“Secara praktis tidak ada (pembicaraan). Titipan besar dari Presiden, kita harus kompak, rukun, serta bisa bekerja sama demi membangun bangsa dan negara lebih maju,” katanya.
Dalam pertemuan itu, presiden banyak bercerita tentang pembangunan Indonesia. Presiden menyinggung posisi ekonomi Indonesia yang berada di urutan 16 dunia.
Prabowo sendiri optimistis, ke depan Indonesia bisa menjadi negara dengan kekuatan ekonomi empat besar dunia. Menurutnya, hal itu akan terwujud apabila semua elemen bangsa bekerjasama dan kompak.
“Kita sangat mungkin bisa menjadi ekonomi 4 terbesar dunia. Kuncinya pandai memanfaatkan keadaan dan kompak,” ujarnya.
Menurutnya, pertemuan tersebut tak banyak membahas soal politik. Bahkan Ia membantah pertemuan itu, membahas tentang wacanan duet antara Ganjar Pranowo dengan dirinya. “Tidak terlalu rinci (soal duet dengan Ganjar),” kata Prabowo.
Prabowo juga menanggapi alasan Ketum NasDem Surya Paloh tidak hadir dalam pertemuan itu. Ia mengatakan jika Surya Paloh tengah berada di luar negeri. “Sedang di luar negeri,” tandasnya.
Ditanggapi terpisah, Ketua DPP Partai NasDem Charles Meikyansyah menyebut, jika partainya tidak diundang dalam pertemuan tersebut. Ia memastikan, tidak ada undangan untuk Partai NasDem. Padahal Ia menjamin jika diundang, maka partainya bakal hadir. (adm)