ASAPENA.COM – Awal tahun 2023 Indonesia mengalami beberapa bencana banjir dibeberapa kota karena intensitas hujan yang tinggi. Namun pada akhir bulan Januari curah hujan sudah mulai berkurang meski beberapa kali hujan masih turun dibeberapa daerah. Tak lama berselang akhirnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan pemberitahuan tentang kemungkinan terjadinya musim kemarau pada awal pertengahan 2023.
Pemberitahuan mengenai terjadinya kemarau 2023 ini disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers pada (27/1/2023). Beliau mengatakan datangnya musim kemarau di Indonesia tidak lepas dari pengaruh badai El nino yang akan dirasakan dibeberapa wilayah. Aliran massa udara bergerak dari Indonesia menuju Samudra Pasifik sehingga daratan Indonesia menjadi lebih kering.
Fenomena el nino adalah pemanasan suhu permukaan laut diatas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik. Jadi, tidak heran jika pergeseran udara dari Samudra Pasifik ke Indonesia dan sebaliknya menyebabkan daratan Indonesia mengalami musim kemarau. Fernomena ini juga menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah. Dampak fenomena el nino juga menyebabkan curah hujan di wilayah Indonesia menjadi berkurang.
Musim kemarau yang akan terjadi di Indonesia ini diperkirakan jenis musim kemarau kering. Sehingga diprediksi tahun ini Indonesia akan mengalami musim kemarau yang cukup panas berbeda dari tahun sebelumnya yang mengalami kemarau basah. Kepala BMKG Dwikoritas menjelaskan bahwa di wilayah Samudra Pasifik akan terjadi peralihan dari La Nina menjadi ENSO (El Nino – Southern Oscillation). Hal ini menyebabkan intensitas La Nina melemah sehingga suhu muka laut (SML) menjadi panas.
Wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami musim kemarau ini yaitu Riau, Sumatera Utara termasuk Jambi. Musim kemarau ini terjadi dari bulan Februari dan pucaknya terjadi pada bulan Juni sampai bulan Juli. Selain perkiraan musim kemarau BMKG juga menjelaskan bahwa wilayah sebagian Sumatera dan Jawa akan mengalami curah hujan di bawah normal bulan Mei-Juni 2023.
Dampak dari peralihan ini sudah Indonesia lalui pada bulan kemarin seperti hujan lebat dan angin kencang selama masa transisi peralihan musim. Perlalihan cuaca ini sempat menyebabkan beberapa bencana dan kerusakan hingga memakan korban jiwa.
Indonesia yang memiliki iklim tropis dan wilayahnya yang terletak digaris Katulistiwa menyebkan Negara ini memiliki memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Peralihan musim tentunya akan berpengaruh pada kondisi udara dan suhu yang berdampak pada kesehatan. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi kita semua untuk bisa menjaga badan agar tetap sehat disegala cuaca.
Tidak hanya menjaga kesehatan, kita juga perlu menjaga kondisi lingkungan agar tetap bersih dan nyaman. Terjadinya musim kemarau terkadang menimbulkan bencana kebakaran hutan. Suhu udara dengan kondisi panas yang ekstrim serta ulah manusia yang tidak bertanggung jawab menjaga kelestarian hutan mengakibatkan kebakaran hutan. Kejadian ini tentunya tidak pernah kita inginkan dan sebagai manusia harus memiliki kesadaran akan hal itu. Saat musim kemarau sebaiknya kita tidak membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan yang memicu terjadinya kebakaran. Hal sepele seperti ini terkadang menjadi petaka yang menimbulkan masalah besar.
Tidak hanya itu kita juga harus menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dengan mengkonsumsi air putih yang cukup. Musim kemarau tentunya akan membuat badan kita mengeluarkan keringat lebih banyak sehingga kita perlu minum air putih agar tidak dehidrasi. Selain minum air putih kita juga makan buah dan sayuran yang kaya serat agar nutrisi tubuh terpenuhi.