ASAPENA – Bank Indonesia masih berupaya meningkatkan transaksi non tunai (cashless) di berbagai sektor. Termasuk penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di sejumlah UMKM yang terus digencarkan lewat beberapa kegiatan.
Tak hanya itu, kini QRIS juga akan memudahkan para konsumen Indonesia yang melakukan transaksi belanja di sejumlah negara tetangga, sehingga bakal semakin memudahkan transaksi meskipun tidak membawa uang tunai. Cukup dengan memindai melalui ponsel, transaksi beres.
Menindaklanjuti komitmen lima gubernur bank sentral, yakni dari Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina, pada 29 Mei 2022 lalu, per awal September ini, implementasi pembayaran berbasis QR code lintas negara (cross-border QR payment linkage) antara Indonesia dan Thailand resmi berlaku.
Kerja sama itu diawali dengan fase uji coba pada 17 Agustus 2021. Kemudian, dilanjutkan dengan fase implementasi yang melibatkan 76 penyedia jasa sistem pembayaran dari kedua negara.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, lewat inisiatif itu, masyarakat di Indonesia dan Thailand dapat menggunakan aplikasi pembayaran yang terdapat pada gawai. Caranya dengan memindai Thai QR Codes dan QRIS dalam melakukan transaksi pembayaran di merchant. BI dan Bank of Thailand (BoT) juga menyepakati inisiasi kolaborasi transfer antarnegara (cross border transfer) melalui fast payment.
Bagi Indonesia, inisiatif tersebut merupakan milestone Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 dalam mendorong penggunaan mata uang lokal.
Selain itu, memberikan lebih banyak pilihan bagi pengguna transaksi pembayaran lintas negara sekaligus memegang peran penting dalam meningkatkan efisiensi transaksi. Lalu, mempromosikan ekonomi digital dan inklusi keuangan serta memperkuat stabilitas makroekonomi melalui penggunaan mata uang lokal yang lebih luas.
”Sehingga untuk transaksi pariwisata, perdagangan UMKM, sudah bisa menyambungkan QR,” katanya.
BI juga menyepakati kerja sama dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) dan penerapan pembayaran berbasis cross-border QR payment linkage antara Indonesia dan Singapura.
Kerja sama itu memfasilitasi pengguna dalam melakukan pembayaran ritel secara instan, aman, dan efisien dengan memindai kode QRIS atau kode QR NETS yang ditampilkan merchants.
Konektivitas pembayaran antara Indonesia dan Singapura akan memberdayakan individu dan bisnis. Terutama usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk melakukan perdagangan lintas negara, e-commerce, dan transaksi keuangan lainnya secara efisien.
Rencananya, implementasi kerja sama itu berlaku mulai paro kedua 2023. ”Dengan harapan akan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata. Seiring dengan kembali aktifnya arus perjalanan internasional,” kata Perry.
Arus kunjungan antar kedua negara tercatat 1,9 juta pengunjung dari Singapura ke Indonesia dan 3,1 juta pengunjung dari Indonesia ke Singapura.
Inisiatif linkage code QR akan dilakukan melalui kolaborasi perwakilan industri kedua negara yang berada di bawah arahan bersama BI dan MAS. Termasuk Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), RAJA (Rintis, Artajasa, Jalin, dan Alto), dan NETS.
BI dan MAS juga menandatangani nota kesepahaman untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral kedua negara. Seperti transaksi perdagangan dan investasi langsung. (rin)