ASAPENA – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah dituntut untuk memahami dan menyesuaikan kondisi pasar dalam memasarkan produk-produknya dengan digitalisasi atau berjualan dengan memanfatkan internet.
“Penjualan secara online itu kenaikannya bisa lebih dari 400 persen dari pada offline. Jadi tidak hanya jualan di warung saja, tapi bisa sambil tiduran, sambil jualan lewat medsos ataupun online shop,” ujar Kepala Bidang Pemberdayaan dan Pengembangan Koperasi Usaha Mikro pada DPKUKM Kabupaten Cilacap, Eli Kurniawati belum lama ini.
Dalam mewujudkan keinginan tersebut, sejumlah program strategis mulai dilakukan diantaranya, pelatihan keterampilan, membangun komunitas menggunakan aplikasi serta menyiapkan portal atau aplikasi khusus untuk UMKM guna memasarkan barang produksinya.
“Semua jenis transaksi, mulai dari mencari bahan baku, kemasan hingga menjual hasil produksinya bisa dilakukan melalui digital,” tambahnya.
Selain itu, pelaku usaha diharapkan bisa memanfaatkan program yang disiapkan pemerintah melalui program pemulihan ekonomi nasional. Diantaranya penyediaan modal usaha oleh lembaga keuangan atau perbankan untuk menggerakkan perekonomian mereka. “Tidak semua bisa akses, alasannya beragam seperti sumber daya manusia, keterampilan dan gaptek,” lanjut Eli.
Selain pelatihan pemasaran melalui digital, DPKUKM juga memberikan pelatihan pengemasan produk karena kebanyakan UMKM di Cilacap adalah makanan. Dari 9.000 UMKM di Kabupaten Cilacap, hanya beberapa produk UKM saja yang telah masuk toko modern.
“Yang masuk toko modern itu memiliki kemasan yang bagus, melalui pelatihan ini diharapkan pelaku UKM bisa mengemas produknya dengan rapi agar miliki nilai ekonomi lebih,” pungkasnya. (adm)